Kerek penjualan batubara kalori tinggi, Bukit Asam perluas pasar ekspor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pertambangan batubara terikat dengan kebijakan domestic market obligation (DMO). Beberapa perusahaan wajib menjual batubara kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan harga tertentu. Termasuk diantaranya PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang menyediakan batubara untuk PLN.

Untuk menyiasati kebijkan DMO tersebut PTBA akan meningkatkan penjualan batubara berkalori tinggi. Harapannya, dari penjualan tersebut dapat mengompensasi tekanan dari DMO. PTBA juga akan meningkatkan volume ekspor tahun ini dengan membuka pasar baru. “Negara seperti Jepang dan Taiwan adalah pasar yang memerlukan batubara berkalori tinggi,” ujar Arviyan Arifin, Direktur Utama PTBA pada paparan publik, Kamis (19/4).

Pendapatan Bukit Asam atas penjualan batubara ekspor selama kuartal I-2018 adalah sebesar 55% dari total pendapatan. Sedangkan pendapatan dari penjualan batubara kepada domestik sebesar 43%. Selebihnya, 2% adalah pendapatan atas aktivitas usaha lainnya. Terdiri dari penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit, dan jasa sewa.


Sampai triwulan pertama, PTBA membukukan pendapatan sebesar Rp 5,75 triliun. Capaian ini naik 26,43% bila dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,55 triliun.

Penjualan batubara ditopang ekspor

Kenaikan pendapatan itu juga ditopang oleh kenaikan penjualan batubara ekspor. Sedangkan pendapatan dari penjualan batubara domestik relatif sama dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

PTBA mencatat, harga jual rata-rata selama kuartal I-2018 cukup positif bergerak tumbuh 10%. Harga jual rata-rata batubara PTBA pada kuartal pertama tahun lalu Rp 813.073 per ton dan menjadi Rp 892.243 per ton pada kuartal I-2018.

Kenaikan penjualan ini ditopang oleh penguatan harga batubara Newcastle yang naik 26%, maupun harga batubara thermal Indonesia atau Indonesia Coal Index (ICI) GAR 5000 yang naik sebesar 16% dibandingkan harga rata-rata selama kuartal 1-2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati