JAKARTA. Tren kenaikan harga jagung dunia ini merupakan hal yang wajar di tengah penurunan produksi jagung dunia. Hal ini ditegaskan oleh Sekretaris Dewan Jagung Nasional Maxdeyul Sola di Jakarta, Kamis (14/10). "Jumlah produksi jagung tidak bisa ditingkatkan secara drastis dalam satu waktu. Sementara peningkatan permintaan lebih cepat," kata Sola. Ia menambahkan, kenaikan harga jagung dunia ini akan terus terjadi disaat permintaan komoditas jagung tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan makanan dan pakan ternak. "Kenaikan permintaan jagung dunia juga bertambah seiring penggunaan jagung untuk bioetanol seperti yang terjadi di Amerika Serikat," katanya.Melihat tingginya permintaan jagung ini Sola memperkirakan harga jagung dunia masih akan terus naik. Ditambah lagi, cuaca ekstrim diperkirakan masih akan berlanjut. "Kalau cuaca yang tidak menentu ini masih terus berlanjut, harga jagung dunia bisa melonjak seperti tahun 2008 lalu," ungkapnya. Sola menghitung, harga jagung dunia masih bisa melonjak sampai ke level 6 sen dolar per bushel. Kenaikan harga jagung dunia sudah tentu mengerek harga jagung domestik. Saat ini harga jagung lokal sudah berada di kisaran Rp 2.850 per kg - Rp 3.000 per kg. Lantaran hingga akhir tahun diproyeksikan tidak akan ada panen jagung lagi, dan ditambah harga jagung dunia yang terus naik, Sola memperkirakan harga jagung domestik bisa mencapai Rp 3.800 per kg. Selain harga jagungnya naik, harga minyak dunia juga mulai merangkak, sehingga ikut mengerek ongkos transportasi. Karenanya, untuk menekan kenaikan harga jagung, produktivitas jagung perlu ditingkatkan. Direktur Serelia Kementerian Pertanian (Kemtan) Siwi Purwanto mengatakan, untuk menggenjot produksi tahun depan, pada musim tanam yang dimulai Oktober ini, Kemtan memberikan bantuan benih jagung untuk menanami lahan jagung seluas 600.000 hektar. Dari penanaman jagung ini, diharapkan bisa menghasilkan jagung sebanyak 3 juta ton.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kerek produktivitas jagung untuk tekan kenaikan harga
JAKARTA. Tren kenaikan harga jagung dunia ini merupakan hal yang wajar di tengah penurunan produksi jagung dunia. Hal ini ditegaskan oleh Sekretaris Dewan Jagung Nasional Maxdeyul Sola di Jakarta, Kamis (14/10). "Jumlah produksi jagung tidak bisa ditingkatkan secara drastis dalam satu waktu. Sementara peningkatan permintaan lebih cepat," kata Sola. Ia menambahkan, kenaikan harga jagung dunia ini akan terus terjadi disaat permintaan komoditas jagung tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan makanan dan pakan ternak. "Kenaikan permintaan jagung dunia juga bertambah seiring penggunaan jagung untuk bioetanol seperti yang terjadi di Amerika Serikat," katanya.Melihat tingginya permintaan jagung ini Sola memperkirakan harga jagung dunia masih akan terus naik. Ditambah lagi, cuaca ekstrim diperkirakan masih akan berlanjut. "Kalau cuaca yang tidak menentu ini masih terus berlanjut, harga jagung dunia bisa melonjak seperti tahun 2008 lalu," ungkapnya. Sola menghitung, harga jagung dunia masih bisa melonjak sampai ke level 6 sen dolar per bushel. Kenaikan harga jagung dunia sudah tentu mengerek harga jagung domestik. Saat ini harga jagung lokal sudah berada di kisaran Rp 2.850 per kg - Rp 3.000 per kg. Lantaran hingga akhir tahun diproyeksikan tidak akan ada panen jagung lagi, dan ditambah harga jagung dunia yang terus naik, Sola memperkirakan harga jagung domestik bisa mencapai Rp 3.800 per kg. Selain harga jagungnya naik, harga minyak dunia juga mulai merangkak, sehingga ikut mengerek ongkos transportasi. Karenanya, untuk menekan kenaikan harga jagung, produktivitas jagung perlu ditingkatkan. Direktur Serelia Kementerian Pertanian (Kemtan) Siwi Purwanto mengatakan, untuk menggenjot produksi tahun depan, pada musim tanam yang dimulai Oktober ini, Kemtan memberikan bantuan benih jagung untuk menanami lahan jagung seluas 600.000 hektar. Dari penanaman jagung ini, diharapkan bisa menghasilkan jagung sebanyak 3 juta ton.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News