Kerek Target, BEI Incar 66 Perusahaan yang IPO pada 2025



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengincar 66 perusahaan baru yang bakal menggelar penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) pada 2025. Angka tersebut meningkat dari target 2024 sebesar 62 perusahaan. 

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menegaskan pihaknya tidak melakukan pengetatan dalam proses IPO, tetapi memang tidak semua perusahaan yang mendaftarkan diri memperoleh lampu hijau. 

"Sekitar 70% dari total pendaftar yang akhirnya bisa tercatat di BEI, ada sisanya 30% diharapkan bisa memperbaiki dokumen atau kami melihat dari sisi kinerja perusahaan yang bersangkutan," jelasnya dalam konferensi pers, Rabu (23/10). 


Baca Juga: Ini Daftar Saham Emiten di Lingkaran Prabowo-Gibran yang Bisa Dicermati

Iman berharap dengan stabilitas ekonomi dan politik dalam negeri yang semakin terbentuk akan mendorong minat perusahaan untuk IPO di 2025. Dari sebelumnya, para perusahaan menahan diri selama periode pemilihan umum (pemilu) di 2024. 

Untuk bisa mendorong gelaran IPO, Iman bilang BEI terus berbagai sosialisasi dan menjalin kerja sama dengan berbagai kementerian seperti, Kementerian BUMN, Kementerian Koperasi & UKM dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 

I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia menambahkan BEI juga sedang melakukan riset bersama pihak independen untuk menyasar pemilik perusahaan yang belum IPO. 

Baca Juga: Begini Prospek Emiten CPO di Tengah Problem Haircut Value dan Sentimen Buruk Global

Dalam riset tersebut, BEI dan pihak yang terlibat akan menggali penyebab mengapa tak kunjung IPO hingga insentif maupun regulasi yang diinginkan para pemilik perusahaan untuk bisa melantai di bursa. 

"Sehingga pada akhir riset kami bisa membantu setelah mendapat masukan, yang nantinya akan diteruskan kepada regulator dan institusi terkait agak terjadi kebijakan yang holistik," ucap Nyoman.

Selanjutnya: BYD Gemparkan Jepang! Bagaimana Memproduksi Mobil Listrik dengan Biaya Serendah Itu?

Menarik Dibaca: Daya Beli Kelas Menengah Melamban, Tapi Pengeluaran Makan di Luar Tetap Berjalan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli