Kereta Hidrogen Pertama di Asia Siap Didatangkan ke Indonesia



KONTAN.CO.ID - DW. Perjalanan sejauh 40 kilomter di negara bagian Niedersachsen, Jerman menjadi perjalanan pertama yang ditempuh Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro dengan menggunakan kereta hidrogen berkecepatan 80 km/jam, Senin lalu (18/03). Ditemani Duta Besar RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno serta Stefan Schrank selaku Manager Proyek Coradia iLint, produsen kereta hidrogen asal Jerman.

"Luar biasa kereta ini. Satu langkah maju dari teknologi elektrifikasi yang selama ini kita lihat menggunakan baterai,” ujar Sukmoro. Kereta hidrogen terbilang ramah lingkungan sebab menggunakan bahan baku utama biomass ataupun sumber energi berkelanjutan lainnya, misalnya energi matahari dan energi angin, sehingga emisi yang dihasilkan berupa uap dan air. Sukmoro menambahkan pihaknya siap membawa kereta hidrogen pertama di dunia ke Indonesia.

Pihak penyedia kereta hidrogen pun mengklaim biaya investasi dari kereta hidrogen justru lebih murah ketimbang kereta diesel. "Dari harga belinya memang kereta ini lebih mahal. Namun biaya pengoperasiannya cukup rendah sebab tidak menggunakan grid listrik dan mesin diesel. Disamping biaya perawatannya yang juga murah,” ujar Schrank. Keuntungan lain dari kereta hidrogen adalah mesin yang tenang, membuat perjalanan terbebas dari kebisingan mesin kereta.


Penjajakan kerja sama bisnis ini telah dilakukan sejak tahun 2018 oleh Dubes RI Oegroseno. "Kehadiran kereta hidrogen di Indonesia dapat menjadi bagian dari pembangunan sektor transportasi yang berkelanjutan,” ujar duta besar yang mulai bertugas di Jerman sejak April 2018 lalu tersebut.

Kereta hidrogen pertama di dunia pertama kalinya diluncurkan pada 16 September 2018 di kota Bremervörde, negara bagian Niedersachsen. Kereta hidrogen ini dapat menempuh kecepatan hingga 140 km/jam. Dalam sekali perjalanan sejauh 1000 km, kereta hidrogen hanya butuh sekali pengisian bahan baku air berhidrogen yang telah disediakan dalam kontainer baja setinggi 1,2 meter.

Selain Indonesia, negara lain yang menujukkan ketertarikannya terhadap kereta hidrogen antara lain Austria, Inggris, Belanda, Denmark, Norwegia, Italia dan Kanada.

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti