Kerja iklas dan selalu tanam kebaikan



KONTAN.CO.ID -  Saya meyakini tidak ada hasil yang membohongi proses. Saya bisa membuktikan itu. Karyawan rendah bisa jadi presiden direktur. Saya memulainya dari nol di Permodalan Nasional Madani (PNB), 19 tahun yang lalu.

Saya masuk saat PNM berdiri dengan menjadi karyawan rendahan, account officer. Semua pekerjaan diberikan oleh atasan. Dengan ketekunan, kerja keras, saya berproses menjadi seperti sekarang ini.

Ini juga yang selalu saya sampaikan ke karyawan. Proses tak akan mengkhianati hasil. Sangat mungkin, anak nasabah itu kelak bisa menjadi pemimpin PNM.


Dari pengalaman itu juga, saya juga selalu menekankan kepada karyawan agar terus belajar serta mampu memberikan manfaat bagi ke orang lain. Yakinlah, menanam hal baik akan menghasilkan kebaikan.

Sebagai pemimpin, saya juga terus berupaya terus  menularkan etos kerja ikhlas ke karyawan. Pengalaman saya, dari karyawan rendah sampi posisi sekarang, jadi contoh. Hasilnya, karyawan bekerja dengan semangat dan berusaha meningkatkan loyalitas nasabah.

Untuk pengembangan bisnis, saat ini, kami juga sedang mempersiapkan proyek digital. Kami sadar,  semua mengarah ke digital. Kami harus menyesuaikan program dengan konteks kekinian.

Tak hanya untuk pengembangan bisnis, kami  juga menyadari dampak negatif dari perkembangan era digital. Makanya, kami punya regulasi internal yang mengatur etika bermedia sosial.

Kami mengajak karyawan berinternet sehat.Kami  melarang mereka menjelek-jelekan orang lain, menyebar hoaks dan lainnya.

PNM juga selalu menerapkan disiplin di internal Bahkan, kami memasang monitor khusus. Monitor ini  akan memajang foto karyawan datang paling cepat,  dan karyawan paling terlambat. 

Meski begitu, kami berusaha membuat karyawan memiliki sense belonging dengan berusahaan dengan menjadikan kantor rumah kedua.

Salah satu cara, meminta karyawan mengajak keluarga ke kantor. Selain bisa berinteraksi dengan keluarga lainnya,  ini juga membuat siapa saja merasa memiliki kantor. Keluarga juga menjadi tahu kesibukan yang sedang dijalakan ayah atau ibunga.

Bagi kami, semua unsur di PNM tidak ada yang paling pintar, dan tidak ada yang paling bodoh. Semuanya punya peran masing-masing sesuai dengan kapasitasnya. Berbeda dengan lembaga pembiayaan lain, PNM punya peranan menciptakan kewirausahaan, menciptakan nasabah yang bangkit dari keterpurukan di ekonomi. Ada dua program pembiayaan yang  PNM kembangkan.

Pertama, Unit Layanan Modal Mikro (Ulam) dengan outstanding Rp 5,6 triliun dengan  total nasabah aktif 67.413.  Dalam program ini, usaha yang kami biayai minimal usaha yang sudah jalan dua tahun dengan pinjaman Rp 5 juta–500 juta.

Kedua, PNM Mekaar dengan nasabah 3,7 juta tersebar di 3.515 kecamatan. Program ini untuk perempuan dari keluarga prasejahtera dengan pinjaman mikro Rp 2 juta dengan sistem tanggung renteng dalam satu kelompok.

Fokus PNM saat ini di program Mekaar. Jika tahun 2016,  nasabahnya 410.000 orang, tahun 2017 naik jadi 2 juta nasabah. Tahun ini targetnya 4 juta nasabah, dan sudah terealisasi 3,7 juta nasabah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Mesti Sinaga