KONTAN.CO.ID - Dalam pidato penyampaian RUU APBN TA 2025 beserta Nota Keuangannya di Rapat Paripurna DPR RI, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa APBN 2025 harus semakin memperkokoh lompatan kemajuan Indonesia agar dapat keluar dari middle income trap, dengan memanfaatkan bonus demografi, melanjutkan transformasi ekonomi, meningkatkan daya tarik investasi, serta membuka lebih banyak lapangan kerja. APBN diharapkan mampu terus menjaga kinerja apik selama sepuluh tahun terakhir, yakni periode 2014-2024, dalam menyokong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menjaga stabilitas harga, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kondisi perekonomian global sepuluh tahun terakhir selalu dihantui oleh berbagai risiko ketidakpastian, baik yang bersumber dari masih tingginya tingkat suku bunga, volatilitas pasar keuangan, eskalasi konflik geopolitik, peningkatan tensi perang dagang, dampak perubahan iklim, penuaan populasi, digitalisasi, maupun perkembangan kecerdasan buatan. Di tengah situasi tersebut, APBN selalu hadir sebagai instrumen yang dapat diandalkan sebagai shock absorber serta tumpuan asa untuk menjaga masyarakat dan perekonomian Indonesia dari berbagai guncangan akibat ketidakpastian perekonomian global. Alhasil, melalui APBN yang kredibel, akuntabel, sehat, dan berkelanjutan, perekonomian Indonesia dalam satu dekade terakhir dapat terus terjaga. APBN 2025 dirancang untuk mendukung transisi politik yang smooth dan efektif, mengakomodasi keberlanjutan, penguatan, dan akselerasi sesuai arahan Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih 2024, Prabowo Subianto. Kebijakan fiskal 2025 mengambil tema “Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan” sebagai landasan transformasi mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045. Untuk mencapai target tersebut, tentunya perlu ditopang dengan APBN yang sehat dan berkelanjutan melalui collecting more, spending better, dan innovative financing secara prudent. Sebagai strategi jangka pendek dan melanjutkan strategi periode 2014 hingga 2024, pemerintah akan berfokus pada keberlanjutan dukungan terhadap pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, penurunan tingkat kemiskinan, peningkatan pemerataan kesejahteraan, serta pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Kerja Keras 10 Tahun Instrumen APBN, Memperkokoh Fondasi Indonesia Emas 2045
KONTAN.CO.ID - Dalam pidato penyampaian RUU APBN TA 2025 beserta Nota Keuangannya di Rapat Paripurna DPR RI, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa APBN 2025 harus semakin memperkokoh lompatan kemajuan Indonesia agar dapat keluar dari middle income trap, dengan memanfaatkan bonus demografi, melanjutkan transformasi ekonomi, meningkatkan daya tarik investasi, serta membuka lebih banyak lapangan kerja. APBN diharapkan mampu terus menjaga kinerja apik selama sepuluh tahun terakhir, yakni periode 2014-2024, dalam menyokong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menjaga stabilitas harga, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kondisi perekonomian global sepuluh tahun terakhir selalu dihantui oleh berbagai risiko ketidakpastian, baik yang bersumber dari masih tingginya tingkat suku bunga, volatilitas pasar keuangan, eskalasi konflik geopolitik, peningkatan tensi perang dagang, dampak perubahan iklim, penuaan populasi, digitalisasi, maupun perkembangan kecerdasan buatan. Di tengah situasi tersebut, APBN selalu hadir sebagai instrumen yang dapat diandalkan sebagai shock absorber serta tumpuan asa untuk menjaga masyarakat dan perekonomian Indonesia dari berbagai guncangan akibat ketidakpastian perekonomian global. Alhasil, melalui APBN yang kredibel, akuntabel, sehat, dan berkelanjutan, perekonomian Indonesia dalam satu dekade terakhir dapat terus terjaga. APBN 2025 dirancang untuk mendukung transisi politik yang smooth dan efektif, mengakomodasi keberlanjutan, penguatan, dan akselerasi sesuai arahan Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih 2024, Prabowo Subianto. Kebijakan fiskal 2025 mengambil tema “Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan” sebagai landasan transformasi mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045. Untuk mencapai target tersebut, tentunya perlu ditopang dengan APBN yang sehat dan berkelanjutan melalui collecting more, spending better, dan innovative financing secara prudent. Sebagai strategi jangka pendek dan melanjutkan strategi periode 2014 hingga 2024, pemerintah akan berfokus pada keberlanjutan dukungan terhadap pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, penurunan tingkat kemiskinan, peningkatan pemerataan kesejahteraan, serta pertumbuhan ekonomi yang tinggi.