Di Asia Timur, Singapura dan Hong Kong mendapat predikat wilayah yang paling bebas korupsi. Keduanya pernah menjadi koloni Inggris. Kemudian, Singapura menjadi negara berdaulat, Hong Kong masih menjadi bagian dari China. Hong Kong memiliki reputasi sebagai kota bersih. Berdasarkan indeks persepsi korupsi Transparency International 2012, Hong Kong berada di peringkat 14, di atas Jepang sedangkan China berada di peringkat 80. Dengan penyerahan kembali Hong Kong ke China pada 1997, semakin banyak interaksi dengan pemerintah pusat di Beijing dan situasi ini menciptakan peluang untuk menyebarkan pengalaman kota itu membasmi korupsi ke kawasan-kawasan lain di seluruh China.
Awal ICAC berdiri
Revolusi antikorupsi Hong Kong dimulai 40 tahun lalu, pada Juni 1973, ketika Peter Fitzroy Godber, seorang petugas polisi senior, menghindari investigasi asetnya dengan melarikan diri ke Inggris. Hal itu memicu kemarahan publik. Masyarakat berunjuk rasa menuntut ekstradisi dan hubungan antara masyarakat Hong Kong dan pemerintah Inggris memburuk. Untuk menyelamatkan kredibilitas Hong Kong, Gubernur Sir Murray MacLehose mengumumkan pendirian ICAC. Komisi itu memulai tugas pada 1974 dan membawa Godber kembali ke Hong Kong. Ia akhirnya dipenjara selama empat tahun. Sejak saat itu ICAC memainkan peran penting. Hakim Stephen Char, yang telah bekerja di sana selama 28 tahun, mengatakan ICAC sukses menegakkan hukum, melakukan tindak pencegahan, dan mendidik masyarakat. Tidak heran bila sejumlah pemerintahan di luar negeri, dan juga anggota pemerintahan Beijing, meminta saran ICAC. Profesor Tsao King-kwun dari Universitas China Hong Kong yang memiliki spesialisasi di bidang antikorupsi, yakin bahwa korupsi antara lain berasal dari budaya tradisional China. "Secara konvensional, pejabat China akan berpikir, 'Anda adalah tamu, jadi saya harus menjamu Anda sebaik mungkin, memberi Anda makan yang enak, membuat Anda merasa nyaman.' Hal itu adalah sopan santun," jelas Tsao. "Mereka tidak punya prinsip Barat bahwa bisnis adalah bisnis, bahwa ini adalah uang publik dan Anda tidak seharusnya menggunakannya untuk hal yang salah," kata dia. Stephen Char mengatakan meski Hong Kong tercoreng dengan kasus Timothy Tong, ia masih memiliki keyakinan pada sistem. "Banyak komisioner datang dan pergi, ia (Timothy Tong) adalah satu-satunya yang bermasalah," tambahnya. "Jika Anda bertanya apakah ini asimilasi budaya, saya akan mengatakan: Jika ia sedikit saja lebih disiplin, tidak akan ada masalah yang muncul,” lanjutnya.Berikut tiga divisi utama ICAC
- Departemen operasi menyelidiki dugaan korupsi
- Departemen pencegahan korupsi melakukan audit terhadap lembaga pemerintahan
- Departemen hubungan masyarakat mendidik publik akan korupsi