Kerjasama dengan Tekmira ESDM, Timah (TINS) mampu perpanjang umur produksi 12 tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Tekmira) Kementerian ESDM berhasil mengembangkan terobosan teknologi dengan memperpanjang umur produksi PT Timah Tbk (TINS) selama 12 tahun.

"Sebagai pengguna jasa Tekmira, kami di PT Timah merasakan kerjasama yang sangat baik karena Tekmira bisa menjawab persoalan besar di PT Timah tekait pengolahan mineral khususnya pengolahan bijih timah primer," ungkap Aidil Yuzar, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis PT Timah Tbk dalam siaran pers yang dikutip dari situs Kementerian ESDM, Minggu (31/1).

Guna mengoptimalkan hasil penambangan timah di tengah mulai menipisnya sumber daya cadangan timah alluvial baik darat maupun laut, Badan Layanan Umum (BLU) Tekmira berhasil menjawab tantangan tersebut dengan melakukan percobaan skala laboratorium yang selanjutnya di-scale-up oleh tim litbang Timah menjadi skala pabrik dengan kapasitas 400 ton bijih timah primer dan memberikan hasil yang menggembirakan.


"Dengan formula dan kondisi proses yang disusun oleh Tekmira, kami berhasil membuktikan bahwa hanya dengan menggunakan kadar timah 10% dapat menghasilkan kadar timah primer sampai 60%. Jajaran direksi PT Timah Tbk memberikan apresiasi terhadap kinerja litbang kolaborasi PT Timah Tbk dengan Tekmira, karena terbukti mampu memberikan solusi untuk perusahaan di masa depan," ungkap Aidil.

Baca Juga: Begini rencana bisnis ANTM, TINS, PTBA di tahun ini

Ia menyatakan, potensi timah primer yang dimiliki oleh Timah saat ini lebih dari 500.000 ton. Apabila dalam satu tahun mampu mengolah timah primer sebanyak 40.000 ton, maka umur produksi Timah akan bertambah 12 tahun.

Kerjasama Tekmira-Timah dalam proses dan teknologi ekstraksi bijih timah primer terjalin sejak 2018 yang dimulai dengan kajian proses dan teknologi ekstraksi timah dari bijih primer dengan proses klorinasi basah.  Lalu, berlanjut hingga 2020 untuk kajian tekno-ekonomi pengolahan bijih timah primer serta penyusunan studi kelayakan optimalisasi pemanfaatan sisa hasil pengolahan PT Freeport Indonesia (2019-2020).

Koordinator Kelompok Pengolahan dan Pemanfaatan Teknologi Mineral Tekmira Nuryadi Saleh merasa lega atas keberhasilan percobaan skala industri yang dilakukan Timah berdasarkan kondisi proses yang dilakukan di laboratorium Tekmira.

"Kami sangat gembira, Alhamdulillah, hasil skala produksi tidak menyimpang dari skala laboratorium. Untuk ke depannya, perlu dikaji benefisiasi untuk meningkatkan kadar besi di slag yang menghasilkan kadar sesuai grade yang ditetapkan pemerintah supaya bisa diekspor," tandas dia.

Selanjutnya: Elon Musk merilis rantai produksi Tesla, ada ANTM dan TINS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi