Kerjasama ekspolasi gas metana Pertamina dan Medco habiskan US$ 17,05 juta



JAKARTA. Indonesia mencoba serius mengembangkan coal bed methane (cbm) alias gas metana batubara untuk mencari energi alternatif. Salah satu langkahnya, PT Pertamina Hulu Energi dan Medco VBM Pendopo, akan bekerjasama mengeksplorasi sumur cbm senilai US$ 17,05 juta.

Wilayah pengembangan CBM itu meliputi, blok GMB Muara Enim I, blok GMB Muralim dan blok GMB Tanjung II. "Masa eksplorasi tiga tahun," kata Direktur Jenderal Migas Evita Herawati Legowo.

Blok GMB Muara enim I dikelola konsorsium PT Pertamina Hulu Energi Metra I dan PT Indo Gas Methan. Sementara, blok GMB Muralim dikelola oleh PT Medco CBM Pendopo dan Dart Energy (Muralim) Pte Ltd. Sedangkan, blok GMB Tanjung II yang dikelola PT Pertamina Hulu Energi Metan Tanjung II.

Dengan komitmen kerjasama yang telah disetujui, Pemerintah berharap program pemanfaatan gas metana dan batubara ini akan mendukung ketahanan energi dan meningkatkan diversifikasi energi dari fosil menjadi non fosil. "Pengembangan cbm ini diharapkan mampu mengatasi kekurangan kebutuhan gas nasional," kata Direktur Utama Pertamina Hulu Energi Dwi Martono.

Dwi menambahkan, berdasarkan komitmen perusahaan dengan Pemerintah, total nilai investasi untuk kegiatan eksplorasi ini senilai US$ 12,4 juta. Angka tersebut merupakan dana yang dibutuhkan untuk masa eksplorasi awal. Untuk pengembangan selanjutnya, akan membutuhkan dana lebih dari itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini