Kerjasama IJEPA Hanya Berhasil di 5 Sektor



JAKARTA. Skema kerja sama Manufacturing Industrial Development Center (MIDEC) antara Indonesia dengan Jepang yang merupakan bagian dari perjanjian kerjasama Indonesia Jepang alias Indonesia-Japan Eonomic Partnership Agreement (IJEPA) dalam lima tahun terakhir ini hanya menunjukkan kemajuan pada lima sektor industri.

Makanya pemerintah akan mengevaluasi kerja sama ini sebelum memutuskan untuk melanjutkan atau menghentikan kerjasama tersebut pada akhir tahun ini.

Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Penguatan Struktur Industri, Achdiat Atmawinata bilang, sebenarnya kerjasama ini berfokus pada 13 sektor industri. Namun, hanya lima sektor industri yaitu industri pengelasan, molding and dies, otomotif, elektronik, dan konservasi energi yang menunjukkan kemajuan. "Memang belum optimal sehingga sebagian besar harus dievaluasi kembali," katanya pekan lalu.


Salah satu kerjasama yang berhasil mencapai target adalah sektor otomotif. Dalam lima tahun, volume produksi mobil yang dipatok 1 juta unit per tahun dan produksi sepeda motor sebesar 8 juta unit per tahun berhasil dicapai.

Namun, target produksi alat berat sebesar 10.000 unit per tahun gagal direalisasi dalam lima tahun ini. Tahun lalu, produksi alat berat di dalam negeri hanya 7.946 unit.

Achdiat bilang, Kemperin masih menunggu hasil kajian dari Kementerian Perdagangan terkait hasil ekspor dan promosi investasi dalam lima tahun ini. "Nanti akan diputuskan bersama apakah Indonesia akan ikut kerjasama tahap kedua atau tidak," katanya.

Hiroshi Aimoto, Director Trade Policy Buerau, Ministry of Economy,Trade, and Industry (METI) Jepang mengakui perjanjian ini memberikan keuntungan bagi industri di negara mereka. Kerjasama ini mempermudah pengusaha Jepang pengatur rencana bisnis dan meningkatkan rasa aman dalam berinvestasi di Indonesia.

Sambil menunggu keputusan pada akhir tahun ini,  Jepang akan melanjutkan kegiatan di tiga sektor. "Yakni konservasi energi, molding and dies,logam, serta pengelasan," kata Hiroshi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi