Kerjasama Indonesia-Singapura Industrialisasi Rantai Pasok PLTS Bisa Capai US$ 50 M



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan kerja sama Indonesia dan Singapura mengembangkan industri rantai pasok Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) bisa mencapai US$ 50 miliar.

Total investasi ini menegaskan posisi Indonesia yang ingin mengembangkan industri hulu-hilir pembangkit surya, tidak hanya sekadar mengekspor listriknya saja.

Luhut mengatakan akan ada ekspor listrik hasil pembangkit tenaga surya ke Singapura. Namun, pihaknya menyatakan, industri PLTS seperti solar panel atau Solar Photovoltaic (PV) dan Sistem Penyimpanan Energi Baterai (SPEB) harus dapat diproduksi di dalam negeri.


“Kalau bisa dikembangkan baru kita ekspor (listrik EBT) ke Singapura jadi win-win, investasi seluruhnya nanti kalau kita lihat bisa sampai US$ 50 miliar,” kata Luhut di acara Indonesia Leading Economic Forum 2023 di Jakarta, Selasa (14/3).

Baca Juga: Pelaku Usaha Sambut Positif Rencana Pemerintah Bangun Industri Panel Surya

Setelah mengatakan ini, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia kemudian melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman dengan Kantor Perdana Menteri Singapura untuk pengembangan EBT.

Hal ini mencakup kerja sama investasi pengembangan industri dan kapabilitas manufaktur EBT di Indonesia dari hulu ke hilir, serta perdagangan listrik lintas batas antar kedua negara yang memungkinkan masuknya devisa ke Indonesia.

Ketertarikan Singapura terhadap ekspor EBT Indonesia ini juga menjadi pendorong untuk mempercepat industrialisasi panel surya nasional.

Adapun pada Kamis (16/3),  PT Adaro Clean Energy Indonesia (Adaro Green), PT Medco Power Indonesia (Medco Power), dan PT Energi Baru TBS (Energi Baru) menandatangani nota kesepahaman pengembangan energi terbarukan (EBT) serta rantai pasok solar panel dan baterai di Indonesia dengan beberapa pabrikan manufaktur PV dan baterai (OEM/Original Equipment Manufacturer).

Penandatanganan dilakukan oleh Presiden Direktur PT Adaro Power Dharma Djojonegoro, Presiden Direktur Medco Power Eka Satria, dan Direktur Utama Energi Baru Dimas Adi Wibowo, disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Senior Minister and Coordinating Minister for National Security HE Senior Minister Teo Chee Hean di Fullerton Hotel Singapura pada Kamis, (16/03).

Pengembangan EBT dan peluang industrialisasi rantai pasok Solar PV dan SPEB dilakukan Adaro Green, Medco Power dan Energi Baru bersama dengan beberapa pabrikan manufaktur PV dan baterai dari dalam dan luar negeri.

Baca Juga: Kerjasama Industri Panel Surya Indonesia dan Singapura Diteken Hari Ini

Beberapa nama perusahaan yang terlibat antara lain PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia, LONGi Solar Technology Co., Ltd, Jiangsu Seraphim Solar System Co., Ltd, Znshine PV-Tech Co., Ltd, Sungrow Power Supply Co., Ltd, PT Huawei Tech Investment, dan REPT BATTERO Energy Co.,Ltd.

Kerja sama ini diharapkan dapat membantu mewujudkan iklim usaha yang baik dalam membangun industri dan manufaktur panel surya di dalam negeri sehingga dapat mencapai nilai keekonomian proyek yang diinginkan.

Presiden Direktur PT Adaro Power, Dharma Djojonegoro mengatakan, pihaknya siap mendukung pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur dan industri pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia. PLTS merupakan sumber EBT terbesar yang akan berkontribusi terhadap lebih dari 50% pembangkitan listrik dalam negeri pada tahun 2060.

“Adaro Green bersama dengan Medco Power dan Energi Baru siap mendukung upaya pemerintah, melalui Kemenkomarves, terkait penggunaan produk dalam negeri untuk proyek-proyek EBT yang sedang dikembangkan,” jelasnya dalam keterangan resmi, Jumat (17/3).

Adapun kerja sama tersebut terkait peluang industrialisasi bisnis rantai pasok PLTS yang terdiri dari rantai pasok industri Solar PV dan SPEB. Adaro Power berharap kesiapan dan rencana dunia usaha serta industri dalam mempersiapkan peningkatan kebutuhan EBT ini dapat memenuhi kebutuhan di dalam negeri maupun kawasan regional.

Presiden Direktur PT Medco Power Indonesia Eka Satria mengatakan, kerja sama ini merupakan bagian dari dukungan  terhadap program pemerintah Indonesia untuk mempercepat implementasi energi terbarukan.

Direktur Utama PT Energi Baru TBS, Dimas Adi Wibowo menambahkan pihaknya menyambut dengan baik dan mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat pengembangan industri energi terbarukan di Indonesia.

“Kerja sama ini akan memperkuat kontribusi kami dalam pengembangan proyek-proyek energi terbarukan yang eksisting dan baru untuk masa depan Indonesia yang lebih hijau,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari