Kerjasama KBN dan Sucofindo



JAKARTA. Dua perusahaan pelat merah kembali bermitra untuk bisa mengoptimalkanbisnis masing-masing lini. Yakni antara PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) dan PT Sucofindo yang berlangsung Rabu kemarin (10/5).

Menurut HM Sattar Tabasan, Direktur Utama PT Kawasan Berikat Nusantara, kerjasama ini bakal mempermudah para pebisnis yang menyewa areal di kawasan berikat untuk melakukan uji  tes laboratorium (terkait produk), serta mendapatkan sertifikat kelayanan terkait kualitas produk yang bakal dijajakan.

Maklum, seluruh produk yang ada di kawasan berikat harus memiliki standar kualitas ekspor dan sudah ada pemeriksaan laboratorium. "Dengan kerjasama ini, nantinya penilaian kelayakan yang dibutuhkan KBN, seperti untuk investasi, dapat diperoleh dari Sucofindo," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (10/5).


Sattar tidak merinci nilai kerjasama bisnis tersebut. Sebab, kegiatan ekspor dan impor di kawasan berikat Nusantara kerap terjadi saban hari. Begitu pula soal durasai kontrak tersebut lantaran kedua belah pihak bakal memperbaharui kontrak kerjasama tersebut saban tahun.

Yang jelas, adanya kerjasama ini membuat PT Kawasan Berikat Nusantara makin pede mematok target pertumbuhan bisnis pada tahun ini bisa mencapai 20%. "Kenaikan tersebut ditopang dari penyewa, investasi baru, pelabuhan, gudang dan kegiatan bongkar muat," paparnya.

Direktur Komersial I PT Sucofindo, M Heru Riza Chakim juga optimistis kerjasama ini bisa  mendongkrak kinerja perusahaan tersebut. Ia berharap semua penyewa yang ada di KBN mau memanfaatkan kerjasama bisnis tersebut untuk memudahkan mendapatkan sertifikat kelayakan itu.  "Permohonan atau inspeksi pada kami, bisa langsung dilakukan di kantor KBN," ucapnya.

Setelah gandeng KBN, Sucofindo juga tengah membidik kerjasama sejenis dengan sejumlah perusahaan seperti  PT Semen Indonesia, PT ASDP Ferry Indonesia, PT Angkasa Pura II, PT Wijaya Karya.

Dalam waktu dekat, Sucofindo bakal kerjasama dengan Wijaya Karya terkait layanan inspkesi di proyek mulut tambang. Tahun ini, Sucofindo bidik pertumbuhan 38%.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon