KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pengemasan kertas, PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk hingga kuartal I 2018 masih mencatatkan kerugian. Kerugian perusahaan ini mencapai Rp 37 miliar atau lebih tinggi 131,25% dibandingkan dengan kerugian periode yang sama tahun 2017. Henry Priyantoro, Direktur Utama PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk, mengakui pihaknya mengalami kerugian dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Untuk itu emiten berkode saham KBRI di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini berharap, mendapatkan modal kerja untuk menggenjot produksi pabrik di Banyuwangi Jawa Timur, yakni menjadi 11.000 ton per tahun, dibandingkan sebelumnya hanya 3.000 ton per tahun. Saat ini, kapasitas terpasang mesin pabrik mencapai 15.000 ton per bulan. "Secara market dan operasional kami sangat siap, tinggal modal kerjanya saja," ucapnya, usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Jumat (11/5). Dalam RUPS tersebut Henry mendapat mandat menjadi Direktur Utama KBRI, menggantikan Sonie Budi Wijaya.
Kertas Basuki Rachmat masih catatkan kerugian di kuartal I-2018
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pengemasan kertas, PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk hingga kuartal I 2018 masih mencatatkan kerugian. Kerugian perusahaan ini mencapai Rp 37 miliar atau lebih tinggi 131,25% dibandingkan dengan kerugian periode yang sama tahun 2017. Henry Priyantoro, Direktur Utama PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk, mengakui pihaknya mengalami kerugian dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Untuk itu emiten berkode saham KBRI di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini berharap, mendapatkan modal kerja untuk menggenjot produksi pabrik di Banyuwangi Jawa Timur, yakni menjadi 11.000 ton per tahun, dibandingkan sebelumnya hanya 3.000 ton per tahun. Saat ini, kapasitas terpasang mesin pabrik mencapai 15.000 ton per bulan. "Secara market dan operasional kami sangat siap, tinggal modal kerjanya saja," ucapnya, usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Jumat (11/5). Dalam RUPS tersebut Henry mendapat mandat menjadi Direktur Utama KBRI, menggantikan Sonie Budi Wijaya.