JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah yang terus berlanjut membuat PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk terpaksa menunda rencana untuk memodifikasi mesin kertas atau paper machine (PM1). Padahal, modifikasi mesin ini dibutuhkan agar perusahaan itu bisa memproduksi kertas non HVS. Direktur Keuangan PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk Ito Prawira mengungkapkan, sebenarnya perusahaan telah mengantongi kredit dari perbankan sebesar Rp 70 miliar untuk membiayai modifikasi mesin PM1 ini. Sayangnya, rupiah yang melemah ke kisaran Rp 12.000 per dollar Amerika Serikat (AS) memaksa perusahaan tak memungkinkan merealisasikan rencana ini. Pasalnya, "Dari kebutuhan dana untuk ekspansi ini, kami asumsikan dengan kurs Rp 9.500 per dollar AS," katanya, Rabu (11/12). Alhasil, Ito bilang, Kerta Basuki Rachmat harus menunggu rupiah kembali menguat agar bisa merealisasikan ekspansinya. Namun, Ito tak bisa memberikan kepastian waktu terkait pelaksanaan ekspansi ini.Sekretaris perusahaan PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk, Budi Priyadi menambahkan, sebenarnya modifikasi mesin PM1 sangat mendesak dilakukan lantaran saat ini perusahaan hanya mampu memproduksi kertas HVS. Padahal, potensi pasar kertas jenis non-HVS masih terbuka lebar.
Kertas Basuki Rachmat Tunda Modernisasi PM1
JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah yang terus berlanjut membuat PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk terpaksa menunda rencana untuk memodifikasi mesin kertas atau paper machine (PM1). Padahal, modifikasi mesin ini dibutuhkan agar perusahaan itu bisa memproduksi kertas non HVS. Direktur Keuangan PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk Ito Prawira mengungkapkan, sebenarnya perusahaan telah mengantongi kredit dari perbankan sebesar Rp 70 miliar untuk membiayai modifikasi mesin PM1 ini. Sayangnya, rupiah yang melemah ke kisaran Rp 12.000 per dollar Amerika Serikat (AS) memaksa perusahaan tak memungkinkan merealisasikan rencana ini. Pasalnya, "Dari kebutuhan dana untuk ekspansi ini, kami asumsikan dengan kurs Rp 9.500 per dollar AS," katanya, Rabu (11/12). Alhasil, Ito bilang, Kerta Basuki Rachmat harus menunggu rupiah kembali menguat agar bisa merealisasikan ekspansinya. Namun, Ito tak bisa memberikan kepastian waktu terkait pelaksanaan ekspansi ini.Sekretaris perusahaan PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk, Budi Priyadi menambahkan, sebenarnya modifikasi mesin PM1 sangat mendesak dilakukan lantaran saat ini perusahaan hanya mampu memproduksi kertas HVS. Padahal, potensi pasar kertas jenis non-HVS masih terbuka lebar.