JAKARTA. Presiden Direktur PT Kertas Kraft Aceh (KKA) Abdul Aziz Pasza menjanjikan pengoperasian kembali perusahaan kertas tersebut bisa memberikan keuntungan 10% per tahun. Tak hanya itu, perusahaan ini juga berjanji akan melunasi seluruh utang-utangnya dalam waktu 12 tahun. Janji ini disampaikan Abdul saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (29/9). Perhitungan tersebut merupakan hasil analisis PT Danareksa Research Institute terkait rencana pemerintah mengoperasikan kembali KKA melalui Kerjasama Operasi (KSO). Abdul menerangkan, mesin di KKA masih bisa beroperasi secara normal. Mesin tersebut mempunyai kapasitas produksi 125.000 ton per tahun. "Ini hanya bisa memenuhi 70% dari kebutuhan kertas semen nasional," terang Abdul. Sementara, harga rata-rata kertas semen saat ini adalah US$ 900 - US$ 1.000 per metrik ton (MT). Artinya, potensi pendapatan yang bisa masuk ke KKA sekitar US$ 112,5 juta hingga US$ 125 juta per tahun. "Dengan laba bersih sekitar 10%, setiap, investor bisa mencapai laba investasi atau return of investment (ROI) sekitar 16%," jelas Abdul. Tak hanya itu, mereka juga menjanjikan bisa mengembalikan seluruh utang KKA dalam 12 tahun. Setelah itu, KKA bisa lepas dari sistem KSO. "Selanjutnya, pemerintah bisa menjualnya dengan harga yang lebih bagus," kata Abdul. Makanya, Abdul berharap DPR menyetujui rencana pemerintah untuk mengoperasikan kembali KKA. Sebab, bila dilikuidasi, biaya yang dikeluarkan malah jauh lebih banyak. Saat ini utang KKA mencapai Rp 691 miliar. "Utang ini belum termasuk pinjaman dana restrukturisasi dari PT Perusahaan Pengelola Aset Negara (PPA)," jelas Abdul.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kertas Kraft janji memberikan untung 10%
JAKARTA. Presiden Direktur PT Kertas Kraft Aceh (KKA) Abdul Aziz Pasza menjanjikan pengoperasian kembali perusahaan kertas tersebut bisa memberikan keuntungan 10% per tahun. Tak hanya itu, perusahaan ini juga berjanji akan melunasi seluruh utang-utangnya dalam waktu 12 tahun. Janji ini disampaikan Abdul saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (29/9). Perhitungan tersebut merupakan hasil analisis PT Danareksa Research Institute terkait rencana pemerintah mengoperasikan kembali KKA melalui Kerjasama Operasi (KSO). Abdul menerangkan, mesin di KKA masih bisa beroperasi secara normal. Mesin tersebut mempunyai kapasitas produksi 125.000 ton per tahun. "Ini hanya bisa memenuhi 70% dari kebutuhan kertas semen nasional," terang Abdul. Sementara, harga rata-rata kertas semen saat ini adalah US$ 900 - US$ 1.000 per metrik ton (MT). Artinya, potensi pendapatan yang bisa masuk ke KKA sekitar US$ 112,5 juta hingga US$ 125 juta per tahun. "Dengan laba bersih sekitar 10%, setiap, investor bisa mencapai laba investasi atau return of investment (ROI) sekitar 16%," jelas Abdul. Tak hanya itu, mereka juga menjanjikan bisa mengembalikan seluruh utang KKA dalam 12 tahun. Setelah itu, KKA bisa lepas dari sistem KSO. "Selanjutnya, pemerintah bisa menjualnya dengan harga yang lebih bagus," kata Abdul. Makanya, Abdul berharap DPR menyetujui rencana pemerintah untuk mengoperasikan kembali KKA. Sebab, bila dilikuidasi, biaya yang dikeluarkan malah jauh lebih banyak. Saat ini utang KKA mencapai Rp 691 miliar. "Utang ini belum termasuk pinjaman dana restrukturisasi dari PT Perusahaan Pengelola Aset Negara (PPA)," jelas Abdul.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News