KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sedang kurang baik saat ini. Kerugian bersih GOTO diprediksi akan melebar menjadi Rp 2,1 triliun pada 2024. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya yang sebesar Rp 1,5 triliun. Analis riset Maybank Sekuritas, Etta Rusdiana Putra menilai, hal tersebut berarti membuat kerugian EBITDA GOTO yang disesuaikan sebesar Rp 109 miliar di 2024. Namun, menurutnya ini hanya bersifat sementara, lantaran EBITDA yang disesuaikan pada 2025, diproyeksi bisa mencapai Rp 918 miliar seiring peningkatan skala ekonomi. Meski begitu, Rusdiana memprediksi kinerja GOTO masih bisa tumbuh positif di tahun 2024. Hal ini seiring dengan pendapatan di kuartal I-2024 (1Q24) yang cukup kuat yakni, sebesar Rp 4,1 triliun atau naik 22% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp 3,33 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Kemudian, rugi bersih emiten teknologi ini juga menyusut signifikan. Per kuartal I-2024, GOTO membukukan rugi bersih Rp 862 miliar atau susut 78% secara tahunan atau YoY dari Rp 3,86 triliun di kuartal I-2023.
Baca Juga: Harga GOTO Rebahan di Level Gocap, Berikut Pandangan Mantan Bos BEI Namun, GOTO mencatatkan penurunan nilai transaksi bruto alias
gross transaction value (GTV) dari sebesar Rp 148,62 triliun menjadi Rp 134,79 triliun per Maret 2024. Ini terkontraksi 9% YoY . Sejalan dengan itu, total beban operasional emiten dengan logo hijau ini juga ikut menyusut 32% YoY menjadi Rp 5,02 triliun. Alhasil, rugi operasional GOTO turun 77% secara tahunan menuju Rp 924 miliar. Per Maret 2023, GOTO tercatat memiliki arus kas dan aktivitas operasional sebesar minus Rp 185 miliar. Angka ini membaik secara signifikan dari negatif Rp 1,94 triliun per Maret 2024. "Biaya operasional GOTO lebih baik dari perkiraan kami yang sebesar sebesar Rp 5,0 triliun di 1Q24," kata Rusdiana dalam risetnya, 18 Juni 2024. Selain itu, Rusdiana mengatakan sentimen lainnya yang membuat kinerja GOTO berpotensi tetap tumbuh positif di tahun ini, yakni karena ke depannya pendapatan perusahaan akan didorong oleh segmen
On-Demand Services (ODS) atau Layanan Sesuai Permintaan dan segmen Financial Services (GTF) atau Jasa Keuangan, sebagai kontribusi dari semakin besarnya PT Tokopedia (Tokopedia + TikTok Shop).
Selaras dengan hal ini, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas, Vicky Rosalinda juga mengatakan bahwa kinerja GOTO pada tahun 2024 ini dari sisi pendapatan dapat bertumbuh positif. Sedangkan dari sisi laba diprediksi masih mengalami rugi. Hal ini berkaca pada kuartal I-2024, di mana perseroan mencatatkan kerugian laba bersih sebesar Rp 861.9 miliar. “Namun GOTO masih memiliki peluang untuk perbaikan kinerja dengan susunan direksi dan komisaris terbarunya dengan harapan bisa adanya pertumbuhan dari kinerjanya, karena akan beberapa strategi yang dapat menjadi sentimen positif,” ujar Vicky saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (3/7). Adapun strategi yang dapat menjadi sentimen atau katalis positif, Vicky bilang, dengan cara meningkatkan frekuensi pengguna
eksisting dan memperluas jangkauan pasar melalui inovasi produk yang menjangkau konsumen dan memprioritaskan harga. Selain itu, melakukan inovasi dengan meluncurkan fitur dan layanan terbaru. Saat ini, GOTO fokus pada bisnis ODS dan Fintech yang dapat menjadi pendorong kinerja GOTO. "GOTO juga bisa meningkatkan monetisasi dan memperkuat fundamental perusahaan melalui pengelolaan beban usaha, dan beban-beban lainnya," kata dia. Sedangkan untuk sentimen negatif yang harus dihindari GOTO, agar kinerjanya tetap tumbuh positif di tahun ini yaitu, Vicky menyebutkan, adanya persaingan ketat dari beberapa pesaing dan kondisi ekonomi global yang tidak stabil dapat mempengaruhi kinerja GOTO. “Ketidakpastian pasar modal global dan juga domestik juga menjadi sentimen negatif yang sangat berdampak bagi kinerja perusahaan,” imbuhnya.
Baca Juga: Bukan Cuma Patrick, Fund Manager dan Broker Besar Ikut Borong Saham GOTO Sementara itu, Analis Mirae Asset Sekuritas, Christopher Rusli mengatakan bahwa prospek kinerja GOTO kuartal pertama tahun 2024 ini cukup baik karena adanya potensi pemangkasan suku bunga. “Tetapi sekarang karena banyaknya economic
uncertainty,
geopolitical tension dan rupiah yang masih cenderung melemah sehingga BI harus menaikan suku bunga, membuat kinerja dan saham GOTO bisa terimbas sentimen negatifnya,” kata Christopher kepada Kontan.co.id, Rabu (3/7). Dia menilai, dengan adanya sentimen-sentimen negatif tersebut dapat berdampak terhadap prospek saham-saham yang sangat
sensitive towards interest rate, salah satunya di saham Tech seperti GOTO.
Kendati begitu, Christopher melihat bahwa ada pergeseran strategi GOTO ke arah percepatan pertumbuhan, profitabilitas berkelanjutan dan memperluas akses produk. Ditambah, di lini bisnis
fintech via GoTo Financial, perusahaan akan memperluas pinjaman lewat BNPL, memonetisasi ekosistem
e-commerce lewat kemitraan dengan TikTok. Dengan begitu, kinerja GOTO diprediksi masih cukup baik untuk tahun ini. Dengan faktor-faktor tersebut, Christopher merekomendasikan
Trading Buy untuk GOTO dengan target harga Rp 75 per saham. Kemudian, Vicky merekomendasikan
Wait and see dengan target harga Rp 80 per saham. Sedangkan Rusdiana, merekomendasikan
Buy untuk GOTO, dengan target harga Rp 95 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih