KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti, PT Lippo Karawaci Tbk (
LPKR) mencatatkan pertumbuhan kinerja sepanjang sembilan bulan pertama 2021. LPKR berhasil memangkas rugi bersih yang dideritanya. LPKR mencatat rugi bersih sebesar Rp 573 miliar hingga kuartal ketiga 2021, menurun 75,50% dari rugi bersih tahun lalu sebesar Rp 2,34 triliun. Analis Ciptadana Sekuritas Asia Yasmin Soulisa menuturkan, kerugian bersih Lippo Karawaci disebabkan oleh beban bunga yang tinggi. Sementara pendapatan induk usaha Grup Lippo ini menguat 44,2% secara tahunan menjadi Rp 10,95 triliun. Pendapatan LPKR ini mencapai 79% dari perkiraannya.
Semua segmen melaporkan pertumbuhan yang solid terutama pada layanan kesehatan yang tumbuh 46,7% yoy, diikuti oleh real estat tumbuh 26,2% yoy dan rental tumbuh 71,2% yoy. Adapun persentase pendapatan masing-masing sebesar 54%, 27%, dan 19%.
Baca Juga: Pendapatan naik 44%, Lippo Karawaci (LPKR) memangkas kerugian hingga 75% Yasmin mengatakan, pendapatan real estat terutama didukung oleh serah terima apartemen lama dan proyek rumah tapak tahun 2020. Ke depan, LPKR juga menargetkan untuk menjual sekitar 56%-60% dari persediaan Rp 1,2 triliun pada tahun 2022. "Biaya konstruksi diserap sepenuhnya pada awal kuartal kedua 2021, sehingga memberikan peluang untuk meningkatkan profitabilitas karena perusahaan dapat mengkonversi kas yang dihasilkan menjadi investasi yang menguntungkan atau pengurangan utang," ungkap TYasmin dalam riset, Jumat (5/11). Yasmin juga menilai bisnis properti terus menunjukkan tanda-tanda ketahanan karena penjualan pemasaran melampaui target awal.
Marketing sales hingga September 2021 mencapai Rp 3,89 triliun atau tumbuh 70,7% yoy. Angka
marketing sales ini mencapai 92% dari target tahun ini yang direvisi naik sebesar Rp 4,2 triliun.
Baca Juga: Terjual 80 unit dalam 3 jam, Lippo Karawaci (LPKR) rilis klaster komersial Hive@Parc Kemudian, segmen layanan kesehatan memberikan kontribusi terbesar dengan persentase meningkat menjadi 54% dibandingkan 37% di sembilan bulan tahun lalu. Hal itu didorong oleh pendapatan terkait Covid-19. Namun, pada September 2021, pengobatan Covid telah menghasilkan kurang dari 9% dari total pendapatan Siloam karena layanan non-Covid-19 pulih ke 96% dari tingkat pra-Covid-19. Segmen penyewaan mal juga meningkat secara signifikan karena semua mal saat ini dibuka kembali. Yasmin meyakini hingga akhir tahun LPKR mampu membukukan laba bersih Rp 79 miliar dan tahun depan mampu membukukan Rp 233 miliar. Makanya, dia merekomendasikan beli saham LPKR dengan target harga Rp 190 per saham.
Baca Juga: Laba bersih Lippo Cikarang (LPCK) turun 43,78% hingga September 2021 Sementara itu, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana melihat, selama tidak terkoreksi di bawah
support di level Rp 146, maka saat ini saham LPKR sedang berada di awal
uptrend.
"Tampak dari pergerakan MACD yang mulai menuju ke zona positif meskipun Stochastic belum menunjukkan penguatan yang valid," kata Herditya kepada Kontan.co.id, Jumat (5/11). Herditya merekomendasikan
buy on weakness saham LPKR dengan
resistance di level Rp 159 per saham. Jumat (5/11), harga saham LPKR berada di Rp 151 per saham.
Baca Juga: John Riady: Lippo akan fokus ke bisnis kesehatan dan properti melalui LPKR Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati