Kerugian SMR Utama (SMRU) membengkak di kuartal III 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT SMR Utama Tbk (SMRU) mencatatkan penurunan pendapatan selama kuartal III 2018. Pendapatan SMRU turun tipis 1,07% menjadi Rp 590,45 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 596,85 miliar. Emiten ini juga masih menelan kerugian di periode tersebut. Bahkan rugi bersih SMRU membengkak.

Selain itu, beban pendapatan perusahaan juga naik 5,36% menjadi Rp 514,81 miliar, dari periode sama tahun lalu sebanyak Rp 488,61 miliar. Laba bruto SMRU menjadi Rp 75,64 miliar turun 30,18% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 108,33 miliar.

Beban umum dan administrasi perusahaan juga meningkat menjadi Rp 91,51 miliar, padahal pada tahun sebelumnya hanya Rp 85,18 miliar. Alhasil, rugi bersih SMRU meningkat menjadi Rp 72,40 miliar ketimbang kuartal III 2017 yang merugi Rp 4,40 miliar.


Direktur Keuangan SMRU, Ricky Kosasi mengatakan mengatakan, faktor yang menyebabkan rugi bersih perusahaan pada kuartal III 2018 meningkat lantaran besarnya biaya pemeliharaan dan perbaikan.

"Biaya sehubungan dengan dimulainya pekerjaan di lokasi baru PT Gunung Bara Utama. Selain itu adanya peningkatan biaya keuangan, rugi kurs, amortisasi, dan depresiasi," katanya pada Kontan.co.id., Rabu (21/11).

Sebagai informasi, pada April 2018 silam, SMRU telah menandatangani kontrak dengan PT Gunung Bara Utama. Jangka dari kontrak ini selama lima tahun ke depan dengan besar 81 juta bank cubic meter untuk pengupasan lapisan tanah dan 5 juta ton batubara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat