Kesaksian Bos WHO yang Selamat dari Serangan Israel di Bandara Yaman



KONTAN.CO.ID -  ZURICH. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus termasuk salah satu orang yang selamat dari serangan Israel terhadap Bandara Sanaa, Yaman, Kamis (26/12).

Tedros pun memberi kesaksian dan mengatakan, ia tidak yakin akan selamat dari serangan udara di bandara utama Yaman yang dilakukan oleh Israel sehari sebelumnya selama serangkaian serangan terhadap gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran.

Berbicara setelah kejadian mengerikan di Bandara Internasional Sanaa pada Kamis (26/12), Tedros mengatakan ledakan yang mengguncang gedung itu sangat memekakkan telinga sehingga telinganya masih berdenging lebih dari sehari kemudian.


Baca Juga: Israel Serang Target Houthi di Yaman, Tewaskan 6 Orang

Tedros menyebut, dengan cepat terlihat jelas bahwa bandara tersebut diserang, menggambarkan orang-orang "berlarian tak karuan" melalui lokasi tersebut setelah sekitar empat ledakan. Salah satunya "sangat mengkhawatirkan" di dekat tempat dia duduk di dekat ruang tunggu keberangkatan.

"Saya tidak yakin apakah saya bisa selamat karena sangat dekat, beberapa meter dari tempat kami berada," katanya kepada Reuters. "Sedikit penyimpangan dapat mengakibatkan serangan langsung."

Tedros mengatakan dia dan rekan-rekannya terjebak di bandara selama sekitar satu jam berikutnya karena apa yang dia kira adalah pesawat nirawak terbang di atas kepala, menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka dapat melepaskan tembakan lagi. Di antara puing-puing, dia dan rekan-rekannya melihat pecahan rudal.

"Tidak ada tempat berlindung sama sekali. Tidak ada. Jadi Anda hanya terpapar, hanya menunggu sesuatu terjadi," kata Tedros.

Serangan Israel terhadap Yaman terjadi setelah Houthi berulang kali menembakkan pesawat nirawak dan rudal ke Israel dalam apa yang mereka gambarkan sebagai tindakan solidaritas dengan warga Palestina di Gaza.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan setelah itu bahwa Israel "baru saja memulai" dengan Houthi.

Kantor Berita Saba yang dikendalikan Houthi mengatakan tiga orang tewas dalam serangan di bandara dan tiga orang tewas di Hodeidah, dengan 40 lainnya terluka dalam serangan itu.

Baca Juga: Amerika dan Inggris Lancarkan Serangan Udara ke Ibu Kota Yaman Sana’a

Berbicara melalui telepon dari Yordania, tempat ia terbang pada hari Jumat, membantu mengevakuasi seorang kolega PBB yang terluka parah di bandara untuk perawatan medis lebih lanjut, Tedros mengatakan ia tidak menerima peringatan bahwa Israel akan menyerang bandara tersebut.

Tedros bilang, pria yang terluka, yang bekerja untuk Layanan Udara Kemanusiaan PBB, sekarang "baik-baik saja" dan dalam kondisi stabil.

Tedros melakukan perjalanan ke Yaman selama Natal untuk mencoba merundingkan pembebasan staf PBB dan orang lain yang ditahan di sana. Ia mengakui bahwa ia dan koleganya tahu perjalanan itu berisiko mengingat ketegangan tinggi antara Israel dan Houthi.

Namun, kesempatan untuk membebaskan personel PBB itu begitu besar sehingga mereka yakin harus memanfaatkannya, kata Tedros, mantan menteri luar negeri Ethiopia.

Ia mengatakan pembicaraan dengan otoritas Yaman berjalan lancar dan ia melihat peluang bahwa 16 staf PBB beserta karyawan misi diplomatik dan pekerja LSM yang ditahan di sana dapat dibebaskan.

Ia menolak untuk terlibat dalam tuduhan atas serangan itu. Tetapi, Tedros  mengatakan, rencana perjalanannya telah dibagikan ke publik dan menyatakan terkejut bahwa infrastruktur sipil menjadi sasaran.

"Jadi bandara sipil harus dilindungi, baik saya ada di sana atau tidak," katanya.

"Salah seorang kolega saya mengatakan kami nyaris lolos dari kematian. Saya hanya seorang manusia. Jadi saya bersimpati kepada mereka yang menghadapi hal yang sama setiap hari. Namun, setidaknya itu memungkinkan saya merasakan apa yang mereka rasakan," ujar Tedros lagi.

Baca Juga: Israel Serang Pelabuhan dan Infrastruktur Energi di Yaman

Tedros mendesak para pemimpin dunia untuk bekerja sama guna mengakhiri konflik global. "Sejauh yang saya ingat, saya belum pernah melihat dunia benar-benar berada dalam kondisi yang sangat berbahaya," imbuhnya.

Selanjutnya: Dexa Medica Sukses Gelar Program Skrining Penyakit Kronis di 6 Kota Sepanjang 2024

Menarik Dibaca: 4 Tanda Anda Duduk Terlalu Lama dan Akibatnya

Editor: Khomarul Hidayat