Kesaktian dolar AS masih terbukti, rupiah melemah ke Rp 14.595



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di penutupan pasar Senin (12/4), nilai tukar rupiah melemah 0,21%ke level Rp 14.595 per dolar Amerika Serikat (AS) dari harga sebelumnya yang berada di angka Rp 14.565 per dolar AS. Rupiah juga sempat menembus ke level Rp 14.620 per dolar AS pada siang hari.

Sedangkan untuk kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah sudah berada di level Rp 14.631 per dolar AS, atau melemah sebanyak 0,35% dari angka Rp 14.580 per dolar AS. Menurut Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf, dolar saat ini masih dipercaya sebagai mata uang yang safe haven di tengah ketidakpastian pasar dan ekonomi AS yang sedang panas-panasnya.

Data minggu lalu, data PPI, inflasi data produsen naik ke level tertingginya. Kenaikan PPI ini juga terkait dengan prospek kebijakan dari bank sentral Amerika. "Ketika terjadi inflasi, pasar khawatir bahwa normalisasi kebijakan moneter akan dilakukan,” kata Alwi.


Asal tahu saja, producer price index (PPI) AS naik ke level 4,2% untuk bulan Maret 2021 dan merupakan level tertinggi sejak September 2011.

Baca Juga: Beberapa emiten punya rencana terbitkan obligasi, begini solvabilitasnya

Dia menambahkan bahwa walaupun The Fed sudah menyanggah potensi kenaikan suku bunga. Akan tetapi pasar beranggapan bahwa di saat pemulihan ekonomi sedang berjalan, gelontoran stimulus akan mendorong inflasi dan akan memaksa The Fed menaikkan suku bunga.

Alwi mengatakan bahwa ketika suku bunga naik, dana-dana yang sebelumnya berada di luar AS akan kembali. “Ketika ada kenaikan di suku bunga, maka kekhawatiran mengenai imbal hasil obligasi akan menyempit. Emerging markets menawarkan bunga yang lebih tinggi, tapi ketika selisih yield-nya menyempit maka ini kurang menarik lagi, yang membuat investor mengalihkan ke dolar,” kata Alwi.

Dari dalam negeri, penjualan retail bulan Februari turun 18,1%. Penjualan retail ini turun lebih dalam daripada bulan sebelumnya yang sebesar 16,4%.

Baca Juga: Rupiah pada Selasa (12/4) diprediksi masih dibayangi faktor eksternal dan internal

Alwi mengatakan bahwa data ekonomi domestik yang kontraksi menyebabkan tekanan pada nilai tukar rupiah. “Ketika sentimen memburuk, rupiah yang biasa dikaitkan sebagai aset berisiko cenderung ditinggalkan, investor lebih memilih safe haven dolar,” kata Alwi.

Dia menambahkan bahwa daya beli masyarakat masih terbatas. Apalagi ada larangan mudik pada Lebaran tahun ini. Selama PSBB diterapkan dan ekonomi belum berjalan penuh, maka harapan satu-satunya Indonesia saat ini ada pada vaksinasi. Alwi memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.560 per dolar AS-Rp 14.660 per dolar AS pada Selasa (13/4).

Baca Juga: IHSG tumbang 2% ke 5.948 pada perdagangan Senin (12/5)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati