KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan teknologi mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan tenaga kerja digital yang sesuai ekspektasi karena kurangnya talenta di industri ini. Hal ini dikhawatirkan bisa menghambat pengembangan potensi ekonomi digital karena minimnya talenta yang mendobrak inovasi dan menjawab perkembangan teknologi. Hal ini mengemuka dalam diskusi bertajuk ”Urgensi Pengembangan Talenta untuk Dorong Ekonomi Digital” yang diselenggarakan Lazada dan harian Kompas, Jakarta, Selasa (29/11/2022). Hadir sebagai pembicara dalam acara itu Chief People Officer Lazada Indonesia Evelyn Yonathan, Co Managing Director Girls in Tech Indonesia & CMO Remote Working Skills Academy Lia Sadia, dan Subkoordinator Rekognisi Pembelajaran Lampau dan Pembelajaran Internasional Yulita Priyoningsih. Evelyn mengatakan, pihaknya seringkali kesulitan mencari sumber daya manusia dengan kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan ekspektasi. Pasokan akan tenaga kerja digital yang berkualitas ini tidak mampu memenuhi kebutuhan yang ada.
Kesenjangan Kebutuhan dan Pasokan Talenta Digital Hambat Pengembangan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan teknologi mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan tenaga kerja digital yang sesuai ekspektasi karena kurangnya talenta di industri ini. Hal ini dikhawatirkan bisa menghambat pengembangan potensi ekonomi digital karena minimnya talenta yang mendobrak inovasi dan menjawab perkembangan teknologi. Hal ini mengemuka dalam diskusi bertajuk ”Urgensi Pengembangan Talenta untuk Dorong Ekonomi Digital” yang diselenggarakan Lazada dan harian Kompas, Jakarta, Selasa (29/11/2022). Hadir sebagai pembicara dalam acara itu Chief People Officer Lazada Indonesia Evelyn Yonathan, Co Managing Director Girls in Tech Indonesia & CMO Remote Working Skills Academy Lia Sadia, dan Subkoordinator Rekognisi Pembelajaran Lampau dan Pembelajaran Internasional Yulita Priyoningsih. Evelyn mengatakan, pihaknya seringkali kesulitan mencari sumber daya manusia dengan kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan ekspektasi. Pasokan akan tenaga kerja digital yang berkualitas ini tidak mampu memenuhi kebutuhan yang ada.