Kesepahaman Bersama G20 Menuju Kesepakatan Mengurangi Emisi Karbon Global



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu tujuan utama dalam rangkaian pertemuan negara-negara G20 adalah kali ini adalah untuk bersama sama membangun sistem agar bisa pulih dari krisis akibat pandemi Covid-19 serta saling menguatkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan ramah lingkungan.

Karena itulah sebagai Presidensi G20, Indonesia terus berupaya mendorong negara-negara di G20 menetapkan peta jalan untuk bersama-sama menurunkan emisi karbon.

Laksmi Dewanthi, Chair of G20 Climate Sustainability Working Group (CSWG) (7/7) menjelaskan saat ini hampir semua negara, terutama anggota G20 telah menetapkan target penurunan emisi karbon baik dengan kemampuan sendiri maupun dukungan pendanaan dari lembaga-lembaga internasional.

Kesepakatan untuk mengurangi emisi karbon ini sebagai langkah bersama G20 untuk menurunkan suhu permukaan bumi lebih dari 2 derajat celsius.

Sebagai gambaran, Indonesia sendiri telah menetapkan target penurunan emisi karbon karbon hingga 29% pada 2030 mendatang dengan kekuatan atau pendanaan sendiri. Sementara apabila mendapatkan dukungan dan bantuan dana dari negara maju target penurunan emisi karbon bisa sebesar 41% pada periode yang sama.

Indonesia juga telah menetapkan target optimistis untuk mencapai net zero carbon pada 2060 mendatang.

Dalam upaya bersama menurunkan emisi karbon ini, maka pada pertemuan kedua pada Juni kemarin, sudah ada kesepakatan membuat draf komitmen menurunkan emisi menjadi nol

Laksmi menyebut saat ini, ada 13 negara G20 yang berkomitmen untuk menciptakan net zero emission.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto Rabu (29/6) upaya Indonesia mencapai net zero carbon dilakukan dengan mempercepat transisi energi, dari penggunaan sumber daya alam fosil seperti batubara, minyak bumi dan gas alam, ke sumber energi baru dan terbarukan

Indonesia sudah mengenalkan skenario Indonesia dalam mencapai net zero emission di tahun 2060 dengan mempercepat transisi energi fosil seperti PLTU ke energi ramah lingkungan.

Karena itulah pada Presidensi G20 ini Indonesia mengajak negara anggota G20 fokus pada sumber pendanaan untuk investasi pada transisi energi yang lebih hijau.

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati pada rangkaian pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Rabu (13 /7) juga terus menyuarakan tercapainya kesepakatan pendanaan bersama ini.

Menkeu menyebut pada Presidensi G20 ini Indonesia berupaya mencapai kesepakatan bersama untuk pembentukan Dana Perantara Keuangan atau Financial Intermediary Fund (FIF), yang juga menjadi salah satu hasil pencapaian (deliverable) agenda Finance Track G20 Indonesia.

"Dengan total komitmen kontribusi senilai US$ 1,1 miliar sejauh ini, Indonesia sendiri telah berkomitmen untuk memberikan US$ 50 juta dalam mendukung pembentukan FIF sebagai upaya antisipatif terhadap dampak risiko pandemi pada masa mendatang," kata Sri Mulyani.

Kebersamaan antara negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi karbon, dan dukungan dari negara-negara maju kepada negara berkembang yang mempertahankan kelestarian alam untuk meyerap karbon diharapkan bisa mencapai tujuan bersama presidensi G20 kali ini, yakni pulih bersama dari krisis akibat pandemi Covid-19, dan tumbuh kuat bersama dengan pertumbuhan yang berkelanjutan ramah lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ridwal Prima Gozal