JAKARTA. Kesepakatan antara importir kedelai dan produsen tempe tahu yang difasilitasi Menteri Perdagangan Gita Wirjawan untuk menekan lonjakan harga kedelai tidak efektif. Harga kedelai di pasaran masih di atas Rp 9.400 per kilogram. Hal itu terjadi karena stok kedelai impor yang dialokasikan importir dengan harga kesepakatan Rp 8.490 per kilogram di gudang importir hanya sebanyak 11.900 ton. ”Keterbatasan inilah yang membuat produsen sulit mendapat kedelai dengan harga di bawah Rp 9.000 per kilogram,” kata Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifudin, Kamis (12/9/2013), di Jakarta. Stok sebanyak itu hanya cukup untuk 20 persen anggota Koperasi Perajin Tempe Tahu Indonesia (Kopti) yang totalnya sekitar 70.000 produsen dari total sebanyak 114.000 produsen. Dengan demikian, 80 anggota Kopti tetap harus membeli dengan harga pasar.
Kesepakatan tak efektif, harga kedelai melambung
JAKARTA. Kesepakatan antara importir kedelai dan produsen tempe tahu yang difasilitasi Menteri Perdagangan Gita Wirjawan untuk menekan lonjakan harga kedelai tidak efektif. Harga kedelai di pasaran masih di atas Rp 9.400 per kilogram. Hal itu terjadi karena stok kedelai impor yang dialokasikan importir dengan harga kesepakatan Rp 8.490 per kilogram di gudang importir hanya sebanyak 11.900 ton. ”Keterbatasan inilah yang membuat produsen sulit mendapat kedelai dengan harga di bawah Rp 9.000 per kilogram,” kata Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifudin, Kamis (12/9/2013), di Jakarta. Stok sebanyak itu hanya cukup untuk 20 persen anggota Koperasi Perajin Tempe Tahu Indonesia (Kopti) yang totalnya sekitar 70.000 produsen dari total sebanyak 114.000 produsen. Dengan demikian, 80 anggota Kopti tetap harus membeli dengan harga pasar.