Kestabilan ekonomi kian kebal dari aksi teror



JAKARTA. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia menilai aksi-aksi teror semakin kehilangan relevansinya bagi stabilitas perekonomian dan kegiatan bisnis.

Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP Hipmi) Bahlil Lahadalia mengatakan, aktifitas tersebut sudah sering terjadi juga dinegara-negara paling aman sekalipun seperti di Eropa dan negara barat lainnya. Oleh sebab itu, pelaku usaha tidak perlu panik dan tetap menjalankan aktifitasnya seperti biasa.

“Relevansi teror-teror semacam ini makin hilang. Terbukti masyarakat tidak panik. Aktifitas perekonomian tidak terganggu,” kata Bahlil, Kamis (25/5).


Meski ledakan bom tidak lagi mempengaruhi aktifitas perekonomian, aparat keamanan tetap perlu menindak tegas otak dibalik bom Kampung Melayu tadi malam. 

“Kami minta kepolisian menindaktegas aksi teror semacam ini. Sebab nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan tidak merestui seseorang membunuh dirinya sendiri atau manusia lain,” ujarnya.   Teror sejenis menurut dia sebaiknya tidak perlu terjadi lagi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ia mengatakan, semua pihak perlu bergotong-royong membantu pemerintah dalam memperkuat dan mendorong pemerataan perekonomian nasional.

Status investment grade yang baru dicapai bangsa ini jangan sampai tercoreng oleh aksi-aksi tidak terpuji oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. “Status ini harus jadi momentum perbaikan dan pemerataan perekonomian kita,” ujar dia.

Asal tahu saja, total korban ledakan bom di Terminal Bus Kampung Melayu, Rabu (24/5) malam, berjumlah 16 orang. Lima orang di antaranya tewas, termasuk tiga anggota Polri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini