JAKARTA. Kementerian Perindustrian memaparkan perkembangan industri baja dalam negeri terkendala oleh pasokan energi dan bahan baku. Karena hal itu, para pengusaha baja masih senang melakukan impor. Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Benny Wachyudi mengaku pasokan energi dan bahan baku di dalam negeri belum bisa mencukupi kebutuhan pasokan industri baja dalam negeri. "Alhasil industri masih mengimpornya dari luar negeri, termasuk bahan baku scrap," ujar Benny, Kamis (12/12). Benny menjelaskan dari data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan bijih besi di Indonesia mencapai 1,7 miliar ton. Biji besi tersebut tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara. "Kita terus mendorong program hilirisasi industri mineral untuk meningkatkan daya saing industri baja," papar Benny.
Kesulitan bahan, pengusaha baja masih rajin impor
JAKARTA. Kementerian Perindustrian memaparkan perkembangan industri baja dalam negeri terkendala oleh pasokan energi dan bahan baku. Karena hal itu, para pengusaha baja masih senang melakukan impor. Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Benny Wachyudi mengaku pasokan energi dan bahan baku di dalam negeri belum bisa mencukupi kebutuhan pasokan industri baja dalam negeri. "Alhasil industri masih mengimpornya dari luar negeri, termasuk bahan baku scrap," ujar Benny, Kamis (12/12). Benny menjelaskan dari data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan bijih besi di Indonesia mencapai 1,7 miliar ton. Biji besi tersebut tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara. "Kita terus mendorong program hilirisasi industri mineral untuk meningkatkan daya saing industri baja," papar Benny.