Kesulitan jual arwana, IIKP rugi Rp 10,68 miliar



JAKARTA. PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP) kian kesulitan mengembangkan bisnis penjualan ikan hias arwana. Hal ini terlihat dari performa IIKP per kuartal III 2014 yang jauh dari menggembirakan. 

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2014 yang dirilis Selasa (28/10), rugi bersih IIKP naik menjadi Rp 10,68 miliar, dibandingkan Januari-September tahun lalu yang tercatat Rp 8,92 miliar. 

Bertambahnya rugi bersih tidak terlepas dari perolehan penjualan IIKP yang turun menjadi Rp 17,16 miliar di sembilan bulan 2014. Di periode sama tahun lalu, penjualan bersih IIKP tercatat Rp 18,51 miliar. 


Penjualan ikan arwana jenis super red untuk segmen lokal sejatinya masih naik, yaitu dari Rp 7,12 miliar menjadi Rp 11,62 miliar. Namun, penjualan ikan arwana jenis green turun drastis dari Rp 3,68 miliar di Januari-September 2013 menjadi Rp 524 66 juta di periode sama tahun ini. 

Pun demikian dengan ekspor arwana super red IIKP yang turun menjadi Rp 4,01 miliar, dibandingkan akhir kuartal III tahun lalu yang Rp 6,38 miliar. Susanti Hidayat, Direktur Utama IIKP dalam penjelasannya menuturkan, perusahaan memang menghadapi beberapa kendala memasarkan arwana. 

Terbatasnya variasi stok arwana menjadi kendala pertama yang dihadapi IIKP lantaran produksi belum maksimal. Jaringan pemasaran ikan arwana juga masih terbatas. IIKP mengaku belum bisa mengakses pasar-pasar potensial seperti Balikpapan, Banjarmasin dan Palembang. 

"Kompetitor dalam penjualan ikan arwana semakin banyak, baik domestik maupun ekspor," kata Susanti. Hal itu diperparah oleh banyak berkeliarannya ikan arwana ilegal lantaran disparitas harga yang cukup tinggi. 

Untuk menyiasati kendala itu, IIKP berencana menerapkan beberapa strategi pemasaran, seperti mengembangkan penjualan ke China dengan grade spesial. Sementara untuk pasar domestik, IIKP akan menambah variasi aksesoris dan memberikan paket pemasaran seperti bundling arwana dengan aksesoris maupun diskon kepada pembeli. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia