JAKARTA. Pertamina menyatakan ketahanan energi nasional terus menurun. Ini karena stok bahan bakar minyak (BBM) terus melorot.Direktur Umum Pertamina Waluyo mengungkapkan stok BBM hanya 17 sampai 21 hari konsumsi. "Padahal dulu di tahun 2000-an bisa mencapai 30 hingga 31 hari konsumsi," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Rabu (5/10).Selain itu, Waluyo bilang ketahanan energi belum memperhitungkan ketersediaan minyak mentah. Saat ini, dia mengungkapkan, stok minyak mentah di Pertamina hanya cukup untuk tujuh hari saja. "Stok ini hanya untuk operasional bukan nasional," tegasnya.Waluyo menuding persoalan utama saat ini terjadinya fragmentasi perubahan pelaksanaan pengelolaan migas di Indonesia. Dia mengatakan, pengelolaan tidak maksimal karena adanya berbagai instansi. Catatan saja, untuk pengelolaan migas terdapat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), BP Migas, BPH Migas dan sebagainya. Untuk itu ke depannya, Waluyo berharap ada program yang sinergis antar lembaga dalam pengelolaan migas. Selain itu, Pertamina berharap kesempatan pengelolaan migas harus diberikan kepada perusahaan nasional. Tujuannya, menciptakan sistem ketahanan energi yang solid sehingga produksi energi bisa melebihi konsumsi. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ketahanan energi nasional terus menurun
JAKARTA. Pertamina menyatakan ketahanan energi nasional terus menurun. Ini karena stok bahan bakar minyak (BBM) terus melorot.Direktur Umum Pertamina Waluyo mengungkapkan stok BBM hanya 17 sampai 21 hari konsumsi. "Padahal dulu di tahun 2000-an bisa mencapai 30 hingga 31 hari konsumsi," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Rabu (5/10).Selain itu, Waluyo bilang ketahanan energi belum memperhitungkan ketersediaan minyak mentah. Saat ini, dia mengungkapkan, stok minyak mentah di Pertamina hanya cukup untuk tujuh hari saja. "Stok ini hanya untuk operasional bukan nasional," tegasnya.Waluyo menuding persoalan utama saat ini terjadinya fragmentasi perubahan pelaksanaan pengelolaan migas di Indonesia. Dia mengatakan, pengelolaan tidak maksimal karena adanya berbagai instansi. Catatan saja, untuk pengelolaan migas terdapat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), BP Migas, BPH Migas dan sebagainya. Untuk itu ke depannya, Waluyo berharap ada program yang sinergis antar lembaga dalam pengelolaan migas. Selain itu, Pertamina berharap kesempatan pengelolaan migas harus diberikan kepada perusahaan nasional. Tujuannya, menciptakan sistem ketahanan energi yang solid sehingga produksi energi bisa melebihi konsumsi. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News