Ketahanan moneter akan menguat



JAKARTA. Bank Indonesia memperkirakan ketahanan moneter Indonesia semakin menguat pada awal  tahun ini. Salah satunya terlihat dari jumlah cadangan devisa yang bakal semakin besar. Bahkan, cadangan devisa mulai awal tahun ini bisa kembali ke level US$ 100 miliar lebih seperti beberapa bulan yang lalu.

Ya, mengawali tahun kuda kayu, cadangan devisa berpotensi meningkat. Soalnya, awal tahun ini pemerintah mengeluarkan instrumen obligasi berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS). Kementerian Keuangan (Kemkeu) menargetkan penyerapan global bond ini sebanyak US$ 4 miliar.

"Dana global bond akan memperbesar cadangan devisa, sehingga nilainya bisa di atas US$ 100 miliar," kata Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo, Jumat (10/1).


Tentu saja, bertambahnya cadangan devisa bakal menambah kepercayaan pasar terhadap mata uang garuda. Mengingat, selama ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS cenderung tertekan. Bersamaan itu pula, cadangan devisa selalu di bawah US$ 100 miliar. BI mencatat, sejak Juni-Desember 2013, cadangan devisa berkisar di angka US$ 90-an miliar.

BI meyakini, penerbitan global bond bakal sesuai target pemerintah. Soalnya, sejauh ini pemerintah sudah menggenggam peringkat BBB- (stable) dari Fitch, BB+ (stable) dari S&P, dan Baa3 (stuble) dari Moody's. Dari penawaran yang ada, pemerintah mengalami kelebihan permintaan atau oversubscription hingga 4,4 kali mencapai US$ 17,5 miliar.

Berkaca hal itu pula, BI melihat kepercayaan dan minat investor yang tinggi. Ini dikarenakan data perekonomian Indonesia yang mulai membaik pada tahun ini seperti inflasi yang menurun, defisit transaksi berjalan yang menurun, serta pertumbuhan yang relatif baik.

Tergantung pasar

Ekonom Bank Danamon, Dian Ayu Yustina, sependapat, cadangan devisa Januari ini akan meningkat karena adanya global bond. Namun, ia memperingkatkan, penguatan cadangan devisa belum tentu menjadi obat kuat bagi rupiah. "Selama ini masalah rupiah bukan besar kecilnya cadangan devisa, tapi kepercayaan pelaku pasar domestik," jelas Dian.

Pelaku pasar domestik sangat mudah terpengaruh sentimen dan persepsi pasar. Saat ada sentimen negatif, investor cenderung melakukan aksi borong dollar.Padahal, hasil analisis Danamon, mata uang garuda masih memiliki potensi menguat. "Sekarang ini, nilai tukar rupiah undervalue, seharusnya masih bisa menguat," kata Dian.

BI mencatat, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada kurs tengah Rp 12.197, Jumat (10/1). "Harusnya Rp 11.500-Rp 12.000," ujar Dian.

Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto, memperkirakan, penguatan cadangan devisa bisa memperkuat nilai tukar rupiah. Apalagi, bersamaan ini kondisi fundamental Indonesia juga membaik. Defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) pada kuartal IV 2013, makin menyusut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto