MOMSMONEY.ID - Gula darah yang tinggi bisa memberi efek buruk bagi kesehatan mental, lo. Gula darah, atau glukosa, adalah sumber energi utama bagi tubuh yang berasal dari makanan, khususnya karbohidrat. Tubuh mengatur kadar gula darah melalui insulin, yaitu hormon yang diproduksi oleh pankreas. Saat mengonsumsi makanan, insulin membantu mengangkut glukosa dari aliran darah ke sel untuk dijadikan energi.
Namun, bila kadar gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia) atau terlalu rendah (hipoglikemia), dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan kesehatan mental. Ini beberapa di antaranya:
Baca Juga: Apakah Membersihkan Rumah Benar Bagus Buat Kesehatan Mental? Intip Manfaat Berikut Gangguan kognitif Gula darah tinggi kronis dapat mengganggu fungsi kognitif, menyebabkan kesulitan konsentrasi, memori, dan pengambilan keputusan. Hal ini dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup secara keseluruhan. Melansir laman
CDC, jika kondisi dibiarkan berlarut dapat menyebabkan masalah pada ingatan dan pemikiran dan pada akhirnya dapat menyebabkan demensia vaskular. Mood swing dan mudah tersinggung Peningkatan kadar gula darah dapat menyebabkan perubahan suasana hati, mudah tersinggung, dan kecemasan. Respons tubuh terhadap kadar glukosa yang tinggi dapat memicu pelepasan hormon stres, yang dapat menyebabkan perasaan cemas dan gelisah. Penelitian menunjukkan adanya hubungan potensial antara suasana hati dan gula darah. Fluktuasi gula darah, baik tinggi maupun rendah, dapat menyebabkan seseorang mengalami berbagai gejala serius, termasuk perubahan suasana hati. Termasuk gejala seperti kesulitan melihat atau berkonsentrasi,, merasa tidak enak badan, dan merasa lelah atau energinya rendah, menurut laman
Medical News Today. Baca Juga: 5 Manfaat Membaca Buku Sebelum Tidur Bisa Mencegah Pikun Meningkatkan risiko depresi Penelitian telah menunjukkan korelasi antara kadar gula darah tinggi dan peningkatan risiko depresi. Peradangan yang disebabkan oleh hiperglikemia berkepanjangan dapat mempengaruhi fungsi otak dan pengaturan suasana hati. Situs
Centers for Disease Control and Prevention menyebutkan, penderita diabetes, 2 hingga 3 kali lebih mungkin mengalami depresi dibandingkan orang tanpa diabetes. Hanya 25% hingga 50% penderita diabetes yang mengalami depresi dapat didiagnosis dan diobati. Jika Anda merasa mengalami depresi, segera hubungi dokter Anda untuk mendapatkan bantuan dalam mendapatkan pengobatan.
Semakin dini depresi diobati, semakin baik bagi Anda, kualitas hidup Anda, dan diabetes Anda. Demikianlah tadi beberapa efek dan dampak buruk gula darah bagi kesehatan mental yang bisa memicu depresi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Christ Penthatesia