Ketakutan investor terhadap prospek gagal bayar Evergrande meningkat



KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Kecemasan atas prospek gagal bayar China Evergrande Group atas banyaknya utang mencengkeram investor pada hari Selasa menjelang dua tenggat waktu pembayaran. 

Mengutip Reuters, Evergrande pada hari Kamis harus membayar bunga senilai US$ 83,5 juta terkait obligasi yang jatuh tempo Maret 2022. Pada 29 September, Evergrande juga harus membayar bunga US$ 47,5 juta atas obligasi yang jatuh tempo Maret 2024.

Kedua obligasi tersebut akan gagal bayar jika Evergrande gagal melunasi bunga dalam waktu 30 hari dari tanggal pembayaran yang dijadwalkan. Sementara itu, pasar global terguncang pada hari Senin (20/9) karena investor khawatir tentang potensi dampak default pada ekonomi yang lebih luas.


Para pelaku pasar membuang saham properti China dan mencari perlindungan di aset safe-haven. Saham Evergrande anjlok 10% lagi pada perdagangan kemarin setelah regulator China memperingatkan bahwa kewajibannya sebesar US$ 305 miliar dapat menyebabkan kerugian yang meluas dalam sistem keuangan China jika utangnya tidak distabilkan.

Baca Juga: Bursa Asia mayoritas turun pada Selasa (21/9) pagi

"Saya pikir saham Evergrande akan tumbang dengan utang yang bermasalah dan pemerintah China akan membubarkan perusahaan ini," ujar Andrew Left yang merupakan pendiri Citron Research kepada Reuters

Analis Citi dalam sebuah riset mengatakan, regulator dapat mengulur waktu untuk mencerna masalah pinjaman bermasalah Evergrande. Caranya adalah dengan meminta bank untuk tidak menarik kredit dan memperpanjang batas waktu pembayaran bunga.

Citi menambahkan bahwa ada kekhawatiran investor yang meningkat tentang potensi limpahan risiko dari krisis utang Evergrande. Ada potensi pengurasan likuiditas untuk pengembang swasta karena meningkatnya kesulitan dalam memperoleh kredit bank dan efek penularan di sektor perbankan karena sekitar 40,7% aset perbankan China terkait dengan sektor properti.

Namun, Citi menekankan bahwa kasus Evergrande ini tidak akan menjadi momen Lehman China meski ada risiko sistemik terhadap keuangan China.

Baca Juga: Terseret krisis Evergrande, harga Bitcoin terjungkal ke US$ 42.000

Editor: Wahyu T.Rahmawati