KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Harga minyak mentah menunjukkan kenaikan yang cukup dramatis pada hari Senin (24/1). Kenaikan ini terjadi di tengah ketegangan geopolitik di Eropa Timur dan Timur Tengah yang meningkatkan kekhawatiran tentang prospek pasokan. Permintaan yang semakin tinggi juga membuat OPEC dan sekutunya bekerja semakin keras untuk meningkatkan produksi mereka. Dilansir dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik 87 sen atau 1,0% menjadi US$ 88,76 per barel. Brent menunjukkan tren yang cukup baik setelah sempat anjlok 0,6% pada hari Jumat pekan lalu.
Sementara itu, harga minya mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) juga naik 86 sen atau 1,0% menjadi US$ 86,00 per barel. Jumat lalu, harganya sempat turun 0,5%. Baca Juga: Bursa Asia Turun di Awal Perdagangan Senin (24/1), Menanti Pertemuan The Fed Pekan Baik Brent maupun WTI naik untuk minggu kelima berturut-turut pada minggu lalu, kenaikannya sekitar 2% dan mencapai yang tertinggi sejak Oktober 2014. Kazuhiko Saito, kepala analis di Fujitomi Securities Co Ltd., mengatakan bahwa kenaikan ini tak lepas dari risiko geopolitik di Rusia dan Ukraina serta Timur Tengah. Di saat yang bersamaan, aliansi OPEC+ terus-terusan gagal mencapai target produksi. "Investor tetap bullish karena risiko geopolitik antara Rusia dan Ukraina serta di Timur Tengah sementara OPEC+ terus gagal mencapai target produksinya. Permintaan minyak untuk pemanas dari AS di tengah udara dingin juga meningkat, menambah tekanan pada produsen," kata Saito.