Ketegangan di Timur Tengah dan berkurangnya pasokan membuat harga minyak stabil



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak bergerak stabil diperdagangan hari Senin (27/5) berada di bawah US$ 69 per barel. Hal ini terjadi karena kekhawatiran atas sengketa perdagangan AS-China dan prospek ekonomi global akibat ketegangan Timur Tengah dan pengurangan pasokan.

Keuntungan dari perusahaan industri China menyusut pada bulan April sementara pesanan baru untuk barang modal buatan AS turun lebih dari yang diharapkan lantaran ekonomi sedang melambat.

Faktor utama yang mencegah harga minyak naik terkait geopolitik adalah kekhawatiran tentang ekonomi global, kata analis minyak Petromatrix Olivier Jakob. "Prospek ekonomi makro tidak terlihat bagus," kata Jakob.


Minyak mentah Brent, patokan global, naik 5 sen menjadi US$ 68,74 per barel pada 0839 GMT, setelah turun sekitar 4,5% minggu lalu. Minyak mentah antara West Texas Intermediate AS turun 36 sen menjadi US$ 58,27.

Meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran, dengan pengumuman Washington pada hari Jumat bahwa mereka akan mengerahkan lebih banyak pasukan ke Timur Tengah, sejauh ini hanya berdampak kecil pada pasar.

Pemotongan pasokan minyak, baik secara sukarela maupun akibat dari sanksi AS telah mendorong harga tahun ini. Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu termasuk Rusia, aliansi yang dikenal sebagai OPEC +, telah memotong pasokan untuk memperketat pasar.

Sanksi AS terhadap anggota OPEC Iran dan Venezuela telah mengekang ekspor minyak mentah mereka, mengurangi pasokan lebih lanjut.

Editor: Handoyo .