Ketegangan geopolitik menguatkan safe haven yen



JAKARTA. Setelah keluarnya pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai ancaman rudal nuklir Korea Utara, mata uang yen sebagai instrumen safe haven menguat terhadap mata uang lainnya, salah satunya poundsterling. 

Selain itu, data surplus perdagangan Jepang juga menguatkan mana uang yen. Surplus neraca transaksi berjalan Jepang Juni sebesar ¥ 934,6 miliar.

"Yen menguat karena sedang tingginya permintaan aset safe haven, dibalik ketegangan politik AS dengan Korea Utara," jelas Faisyal Research and Analyst Monex Investindo Futures, kepada KONTAN, Kamis (10/8).


Sehari sebelumnya, Trump berjanji membalas ancaman rudal Korea Utara dengan kemarahan yang belum pernah dilihat dunia. Ketegangan ini mendorong investor menghindari aset investasi berisiko dan mengalihkan investasinya ke aset safe haven.

Mengutip Bloomberg pada Kamis (10/8), pukul 15:00, di hadapan sterling, pasangan GBP/JPY mengalami penurunan 0,33% menjadi ¥ 142.66 per poundsterling. Hal ini menunjukkan penurunan performa Britania Raya dibanding kinerja sebelumnya di 143,14.

Hari ini sejumlah data perekonomian Inggris akan dirilis pada sore hari dan dapat mempengaruhi pergerakan yen. Namun, Faisyal menganggap data tersebut tidak akan berdampak besar pada kemungkinan koreksi. Pasalnya pe,rnyataan terakhir Bank of England mengenai pertumbuhan Inggris yang menurun, menjadi sentimen negatif pasar.

"Mengingat sentimen overall karena pasar memandang pernyataan BOE terakhir dan geopolitik Korea Utara lebih besar," jelas Faisyal.

Gubernur BOE Mark Carney mengoreksi pertumbuhan domestik Inggris 2017 menjadi 1,7% dari sebelumnya 1,9%. Pertumbuhan 2018 juga dikoreksi menjadi 1,6% dari sebelumnya 1,7%.

Menurut Faisyal, kemungkinan perubahan menjadi rebound ada tetapi terbatas tergantung dengan performa data Inggris. Sejumlah data Inggris yang akan rilis sore ini adalah data produksi manufaktur, neraca perdagangan barang, dan produksi industri.

Secara teknikal, Faisyal melihat pergerakan GBP/JPY dibawah sinyal moving average (MA) 50 100 dan 200, menunjukkan sinyal bearish. MACD di minus 0,5644, sinyal negatif indikasi sell. Stochastic oscilator di level 61,08. Relative Strength Index (RSI) level 31,91.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia