Ketegangan geopolitik sejumlah negara pengaruhi ICP



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Ketegangan geopolitik disejumlah wilayah mempengaruhi harga minyak mentah (Indonesia Crude Price/ICP). Hal ini diungkapkan oleh Tim Harga Minyak Indonesia.

"Ada kenaikan sebesar US$ 4,71 per barel," ungkap Tim Harga Minyak. Kenaikan ini menyebabkan rata-rata ICP minyak mentah Indonesia bulan April 2019 sebesar US$ 68,31 per barel. Pada Maret lalu rata-rata ICP sebesar US$ 63,6 per barel.

Berdasarkan siaran pers yang diterima, pada bulan ini (April) kenaikan juga terjadi pada ICP Sumatera Light Crude (SLC) sebesar US$ 69,44 per barel atau naik US$ 4,66 per barel dari bulan sebelumnya.


Sejumlah faktor geopolitik yang mempengaruhi antara lain; Pertama, keputusan Amerika Serikat (AS) untuk tidak akan memperpanjang waiver atas embargo ekspor minyak mentah Iran.

Kedua, peningkatan ketegangan politik yang mengarah pada perang saudara di Libya, yang berpotensi mengganggu pasokan minyak mentah dari negara tersebut. Ketiga, masih berlanjutnya keputusan AS untuk mengembargo ekspor minyak mentah Venezuela. Keempat, berkurangnya pasokan minyak mentah global.

Pasokan minyak mentah global berkurang akibat pasokan minyak mentah OPEC pada April hanya 30,02 juta barel per hari atau turun sebesar 534.000 barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya. Angka ini merupakan level terendah sejak Februari 2015.

Selain itu pasokan juga dipengaruhi periode pemeliharaan di sejumlah lapangan minyak di Ghana, Azerbaijan, dan Libya. "Ada juga penghentian pasokan minyak mentah melalui jalur pipa Druzhba dari Rusia ke sejumlah negara di Eropa (±700.000 barel per hari) akibat kontaminasi Klorida yang berpotensi merusak fasilitas kilang," jelas Tim Harga Minyak.

Faktor lain yang disebut sebagai penyebab kenaikan harga minyak adalah pemberlakuan regulasi International Maritime Organization (IMO) ditahun 2020 yang mengatur batasan kandungan sulfur bahan bakar maritim.

Pemberlakuan aturan tersebut menyebabkan peningkatan permintaan minyak mentah global terutama untuk sweet medium/heavy crude.

Sementara itu, berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA) Stok gasoline AS pada bulan April 2019 turun sebesar 11,8 juta barel menjadi sebesar 225,8 juta barel dibandingkan stok di bulan Maret 2019.

Penurunan juga terjadi pada Stok distillate AS pada bulan April 2019 turun sebesar 1,2 juta barel menjadi sebesar 127 juta barel dibandingkan stok di bulan Maret 2019.

Di sisi lain, peningkatan pertumbuhan konsumsi bahan bakar di Asia terutama di China akibat stimulus ekonomi pemerintah China menyebabkan terjadinya peningkatan harga minyak mentah di kawasan Asia Pasifik. Selain itu peningkatan permintaan minyak mentah sektor petrokimia di India juga turut menjadi penyebab.

"Juga, produksi minyak mentah Kazakhstan yang turun sebesar 530.000 barel per hari di bawah produksi normal menjadi 1,45 juta barel per hari akibat periode maintenance di sejumlah lapangan minyak," ungkap Tim Harga Minyak.

Berikut perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional pada bulan April 2019 dibandingkan Maret 2019. Dated Brent naik sebesar US$ 5,14 per barel dari US$ 66,12 per barel menjadi US$ 71,26 per barel. WTI (Nymex) naik sebesar US$ 5,70 per barel dari US$ 58,17 per barel menjadi US$ 63,87 per barel.

Basket OPEC naik sebesar US$ 4,36 per barel dari US$ 66,37 per barel menjadi US$ 70,73 per barel. Brent (ICE) naik sebesar US$ 4,60 per barel dari US$ 67,03 per barel menjadi US$ 71,63 per barel. (TW)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini