Ketegangan geopolitik sulut harga minyak naik 1,88%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kenaikan produksi Amerika Serikat (AS), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) masih mampu mencatatkan penguatan. Kondisi geopolitik yang memburuk membawa sentimen positif terhadap pergerakan harga. Tak tanggung-tanggung pada akhir pekan ini minyak WTI penguatannya hampir mencapai 2%.

Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (16/3) minyak WTI kontrak pengiriman April 2018 tercatat menguat 1,88% ke level US$ 62,34 per barel. Jika dibandingkan harga sepekan sebelumnya penguatannya hanya sekitar 0,48% saja.

Salah satu sentimen positif datang dari meningkatnya ketegangan antara Arab Saudi dan Iran. Pangeran mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, mengatakan negaranya juga bisa mendapatkan bom nuklir sendiri jika Iran mengembangkannya.


"Ketegangan yang lebih tinggi di wilayah ini disadari oleh banyak orang," kata John Kilduff dari Again Capital seperti dikutip dari CNBC.

Sementara itu dari Amerika Serikat ,(AS) The Washington Post melaporkan bahwa Presiden Donald Trump telah memutuskan untuk memecat penasihat keamanan nasional Gedung Putih H.R. McMaster dari jabatannya. Kabar tersebut menambah gejolak di pemerintahan, setelah sebelumnya politikus partai Republik itu memecat menteri luar negeri Rex Tillerson dan pengunduran diri Gary Cohn sebagai penasihat ekonomi utama.

Padahal disisi lain seharusnya minyak mendapatkan tekanan dari rilis cadangan rig aktif AS. Untuk pekan yang berakhir 16 Maret, Baker Hughes melaporkan adanya peningkatan 4 rig minyak di A.S. sampai 800. Padahal pada periode yang sama tahun lalu jumlah rig aktif AS hanya mencapai 631 rig.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia