Ketegangan meningkat, dubes AS untuk China akan kunjungi Tibet pekan ini



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk China Terry Branstad dijadwalkan mengunjungi Tibet minggu ini. Hal itu dikatakan seorang juru bicara kedutaan AS bahwa kunjungan tersebut merupakan yang pertama ke wilayah Tibet oleh seorang duta besar AS sejak 2015.

Kunjungan ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara Washington dan Beijing.

Mengutip Reuters, Senin (20/5), kunjungan tersebut mengikuti pengesahan undang-undang pada bulan Desember yang mengharuskan Amerika Serikat menolak visa kepada pejabat China yang bertanggung jawab atas penerapan kebijakan yang membatasi akses ke Tibet untuk orang asing, undang-undang tersebut dikecam oleh Tiongkok.


"Kunjungan ini adalah kesempatan bagi duta besar untuk terlibat dengan para pemimpin lokal untuk mengangkat keprihatinan lama tentang pembatasan kebebasan beragama dan pelestarian budaya dan bahasa Tibet," kata juru bicara itu dalam sebuah pernyataan email.

Branstad akan mengunjungi Qinghai dan Tibet mulai 19-25 Mei. Ia juga akan mengunjungi situs-situs warisan budaya di daerah tersebut.

#Pada bulan Desember, China mengkritik Amerika Serikat karena mengesahkan Akses Timbal-Balik ke Undang-Undang Tibet, mengatakan bahwa sangat menentang undang-undang AS tentang apa yang dianggap China sebagai masalah internal, dan berisiko merusak hubungan AS-China.

Pemerintah AS diharuskan untuk mulai menolak visa pada akhir tahun ini.

Kunjungan ini di lakukan di tengah meningkatnya ketegangan hubungan kedua negara terkait perdagangan. China memukul menunjukkan sikap yang lebih agresif dalam perang dagangnya dengan Amerika Serikat pada hari Jumat. China mengatakan dimulainya kembali pembicaraan  ekonomi akan sia-sia kecuali Washington mengubah arah tuntutannya.

Pada hari Sabtu, diplomat senior China Wang Yi mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bahwa kata-kata dan tindakan AS baru-baru ini telah merugikan kepentingan China dan perusahaannya, dan bahwa Washington harus menunjukkan pengekangan.

Editor: Noverius Laoli