Keterbatasan pasokan mengangkat harga berlian



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Angin segar meniup pergerakan harga berlian dalam beberapa waktu terakhir. Merujuk data diamond price overall index di Polishedprice.com, harga berlian kembali menguat. 

Bahkan indeks tersebut pada 3 November berada di level 111,63, level tertinggi sejak akhir Maret lalu. Kamis (5/11), indeks ini sedikit terkoreksi ke level 111,58.

Presiden Direktur V&Co Jewellery Melvino menjelaskan, sebenarnya harga berlian berbeda-beda, tergantung pasarnya di mana. Namun, dia memang menyebut secara umum memang sedang terjadi kenaikan harga berlian. Penyebabnya adalah suplai yang menurun. “Pasalnya, banyak beberapa produsen yang saat ini sedang berhenti beroperasi. Praktis terbatasnya supply kemudian mengangkat harga berlian,” kata Melvino kepada Kontan.co.id, Jumat (6/11).


Sementara untuk harga berlian di Indonesia, Melvino menyebut ada dua pergerakan harga. Untuk produk berlian yang punya market high-end, yakni berlian dengan ukuran menengah-besar, memang naik karena suplai yang berkurang. Sementara untuk berlian dengan ukuran kecil-kecil, permintaannya saat ini cukup rendah. Pada akhirnya harganya pun agak turun. 

Baca Juga: Wow, Christie bakal lelang kerangka Tyrannosaurus Rex terbesar berusia 67 juta tahun

Jika menjadikan berlian sebagai produk investasi, Melvino menyebut produk yang sebaiknya jadi pilihan adalah berlian dengan ukuran yang besar, atau yang berukuran lebih dari dua karat. Kendati demikian, Melvino mengakui market untuk berlian ini masih sangat kecil. Biasanya investasi ini untuk kalangan high net worth yang memang mengerti seluk beluk berlian.

“Kalau berlian yang kecil-kecil, ini bisa dibilang produk fesyen. Memang bisa untuk investasi, namun perlu waktu yang panjang misalnya lima tahun. Barulah nanti nilainya bisa tumbuh, jadi seperti perhiasan pada umumnya,” tambah Melvino.

Melvin menyebut terdapat beberapa faktor yang bisa mengangkat harga berlian. Pertama adalah kenaikan nilai dari berlian itu sendiri. Kedua, nilai tukar dolar Amerika Serikat. Ketiga, berkurangnya produksi akibat semakin sedikitnya tambang berlian. Keempat, ada masalah pada rantai pasokan, misalnya proses produksi maupun pengiriman yang terganggu seperti selama masa pandemi.

Baca Juga: Kata APEPI perihal prospek investasi berlian tahun ini

Walau demikian, Melvin cukup optimistis pada tahun depan bisa jadi tahun yang baik untuk berlian. Syaratnya, pandemi sudah mulai tertangani dan ekonomi membaik. Dengan begitu, masyarakat yang sempat menahan dananya selama pandemi, akan membelanjakan dana tersebut.

“Berlian pada tahun ini bisa dibilang harganya cenderung rendah. Trennya biasanya, setelah berada di level rendah, kemudian akan disusul dengan penguatan yang signifikan. Tapi sebaiknya wait and see dulu sambil melihat pergerakan harganya, kalau Covid-19 dan ekonomi pulih, baru bisa memulai kembali investasi berlian,” pungkas Melvino.

Baca Juga: Pamor Investasi Berlian Masih Redup, Tunggu Setelah Pandemi Mereda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati