Keterbatasan pilihan aset portofolio jadi tantangan pengelolaan reksadana syariah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan industri reksadana berbasis syariah cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Namun, bukan berarti manajer investasi tidak menemui tantangan ketika mengelola produk reksadana tersebut.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, keterbatasan dalam memilih aset portofolio menjadi tantangan tersendiri bagi tiap manajer investasi ketika mengelola produk reksadana syariah. Sebab, hanya efek bersifat syariah saja yang bisa menjadi aset portofolio bagi reksadana tersebut.

Ambil contoh pada reksadana saham syariah. Manajer investasi tidak bisa mengalokasikan portofolionya pada saham-saham yang menerapkan sistem riba seperti perbankan. Padahal, nilai kapitalisasi sektor perbankan di pasar saham tergolong besar.


Alhasil, sebagian besar manajer investasi cenderung mengalokasikan portofolio reksadana syariah yang dikelolanya pada sektor-sektor seperti infrastruktur, komoditas, dan konsumer.

Hal yang sama terjadi pada reksadana pendapatan tetap atau pasar uang syariah. Manajer investasi hanya bisa berinvestasi pada obligasi syariah atau deposito yang dikeluarkan oleh bank syariah.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengungkapkan, tantangan keterbatasan pilihan aset portofolio relatif tidak terlalu dirasakan oleh reksadana syariah offshore. Tidak heran apabila reksadana syariah offshore umumnya memiliki kinerja yang baik belakangan ini.

Menurutnya, reksadana syariah offshore diuntungkan karena dapat berinvestasi pada saham-saham yang hampir tidak ada di pasar modal Indonesia, misalnya saham sektor teknologi. “Saham teknologi seperti Facebook atau Apple biasanya berpotensi mengalami kenaikan harga dengan cepat,” sebut Wawan, Jumat (20/4).

Rudiyanto mengakui reksadana syariah offshore cenderung mengalami peningkatan kinerja yang lebih pesat ketimbang reksadana syariah beraset domestik. Hanya saja, tidak semua manajer investasi memiliki akses untuk berinvestasi di pasar mancanegara. “Makanya tidak banyak manajer investasi yang punya produk reksadana offshore,” katanya.

Seperti diketahui, saat ini Panin Asset Management memiliki tiga reksadana syariah yang seluruhnya beraset domestik. Diantaranya adalah Panin Dana Syariah Saham, Panin Dana Syariah Berimbang, dan Panin Dana Likuid Syariah. Ketiga reksadana ini memiliki nilai dana kelolaan sekitar Rp 129,78 miliar hingga Maret 2018.

Terlepas dari itu, keterbatasan pemilihan aset portofolio bukan menjadi penghalang bagi reksadana syariah untuk mencatatkan kinerja yang apik. Kinerja reksadana ini pun masih bisa bertahan ketika pasar tengah dilanda gejolak. “Manajer investasi harusnya sudah bisa mengukur risiko yang bisa terjadi ketika meluncurkan reksadana syariah,” timpal Rudiyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi