Ketergantungan Energi Fosil, Indonesia Rentan Krisis Energi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peneliti Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Yuventus Effendi mengatakan bahwa ketahanan energi Indonesia masih memerlukan perbaikan terus menerus. Hal ini dikarenakan tingginya konsumsi energi dari sumber energi yang belum sustainable.

"Dalam beberapa tahun terakhir ini, konsumsi energi lebih dominan dari sektor industri dan transportasi," ujar Yuventus dalam acara Diskusi Publik Indef 2022 : Krisis Energi dan Dampaknya Bagi Perekonomian Nasional," Kamis (28/7).

Yuventus mengungkapkan,supply energi Indonesia sebagian besar didominasi oleh konsumsi energi dari sumber energi fosil seperti batubara, gas dan minyak. Sehingga hal tersebut membuat Indonesia menjadi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan rentan terhadap supply minyak dan gas impor serta perubahan harga.


Baca Juga: Sektor Industri Swasta Minta Dukungan Regulasi untuk Dorong Transisi Energi

"Kenapa hal ini bisa menjadi sesuatu yang berbahaya? Karena ini menunjukkan bahwa Indonesia masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil sebagai sumber energi," jelasnya.

Misalnya saja, sejak tahun 2004, Yuventus mengatakan, Indonesia merupakan negara net importir minyak. Kemudian beberapa bulan terakhir harga komoditas termasuk energi cenderung mengalami kenaikan. Sehingga hal tersebut menurutnya akan memberikan dampak terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Namun di sisi lain, sumber energi dan produksi listrik yang berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT) mengalami peningkatan produksi. Namun, EBT terhadap total supply energi dan total produksi listrik cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

Baca Juga: Indonesia Mengajak dan Mendorong Negara G20 Mempercepat Transisi Energi Hijau

"Kita juga sudah mempunyai EBT seperti solar panel, dari angin atau dari air. Sayangnya dalam beberapa tahun terakhir ini proporsinya malah cenderung menurun," tutur Yuventus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .