KONTAN.CO.ID - SURABAYA. Jumlah keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di seluruh rumah sakit rujukan Covid-19 di Jawa Timur sudah mendekati 100%. Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) Jawa Timur dr Dodo Anondo mengungkapkan, jumlah keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 sudah dalam kondisi darurat. "Kalau se-Jatim, jumlah BOR RS sudah di atas 90% ke atas. Memang seperti itu kondisinya. Karena yang di Surabaya saja BOR RS 100% semua," kata Dodo, saat dikonfirmasi, Senin (28/6). Dodo menyebut, RS rujukan Covid-19 di Surabaya adalah yang paling banyak menangani pasien Covid-19. Bahkan, rumah isolasi di Asrama Haji yang menampung pasien Covid-19 berstatus OTG dan gejala ringan mulai penuh. "RSLI (Rumah Sakit Lapangan Indrapura) Surabaya juga penuh. Jadi, sebagian besar RS memang BOR-nya sudah mencapai 100%," tutur Dodo.
Banyaknya jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit, kata Dodo, mengindikasikan bahwa memang penularan Covid-19 saat ini lebih cepat dan bergejela sedang hingga berat. "Semua yang masuk ke rumah sakit itu rata-rata memiliki gejala sedang dan berat," kata Dodo.
Baca Juga: Covid-19 menggila, ARSSI: Rumah sakit penuh, oksigen kurang dan harga obat melonjak Dodo menyatakan, setiap rumah sakit sudah menambah tempat tidur agar semua pasien bisa terlayani. Namun, penambahan tempat tidur itu juga dalam jumlah yang terbatas. "Kami sudah menambah bed, tapi kan enggak mungkin nambah terus karena jumlah pasien terus ada," ujar dia. Bahkan, beberapa rumah sakit non Covid-19 saat ini sudah dikonversi menjadi RS rujukan Covid-19. Di Jawa Timur, jumlah RS rujukan Covid-19 berjumlah 85 RS. Dengan jumlah pasien yang terus meningkat setiap harinya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa telah menambah jumlah RS rujukan Covid-19 total menjadi 99 RS yang tersebar di sejumlah wilayah di Jatim. "Setelah Lebaran atau awal Juni kan kasusnya mulai naik pesat ini, sampai rumah sakit penuh. Sehingga kami sudah mengonversi lagi rumah sakit yang non Covid-19, kami ubah jadi RS rujukan Covid-19," kata Dodo. Meski demikian, tenaga kesehatan tidak bisa bekerja menangani penyebaran Covid-29 seorang diri.
Baca Juga: Mengintip bisnis perhotelan di tengah lonjakan kasus Covid-19 Karena itu, dia meminta masyarakat juga harus bekerja sama, membantu mengendalikan penyebaran Covid-19. "Satu-satunya cara adalah menghentikan (penyebaran Covid-19) di hulunya. Harus ini, artinya masyarakat harus menjaga prokes, PPKM harus diperketat lagi dan tracing juga diperbanyak sehingga kita tahu.
Tracing itu harus dilaksanakan dengan betul. Kalau
tracing-nya tidak dilaksanakan, sama saja," kata Dodo. Seluruh pihak harus bergerak bersama, mobilitas masyarakat dibatasi, kemudian upaya
testing, tracing dan
treatment (3T) harus berjalan dengan baik. "Jadi, harus bersamaan, pengawasan ketat, masyarakat tidak boleh ke mana-mana kalau tidak ada kepentingan, lalu sambil dites dan
tracing. 3T harus jalan sambil PPKM juga ketat. (BOR) Ini melebihi standar WHO, harusnya BOR itu 60%," tutur Dodo.
Hingga Minggu (27/6), angka kasus kumulatif Covid-19 di Jawa Timur, tercatat ada 169.684 warga yang dinyatakan positif. Sebanyak 150.137 di antaranya sembuh, sementara 12.534 orang meninggal dunia. Sedangkan kasus aktif di Jawa Timur mencapai 7.013 kasus. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
Keterisian Tempat Tidur di Semua RS Rujukan Covid-19 Jatim Capai 90 Persen. Penulis: Kontributor Surabaya, Ghinan Salman Editor: Robertus Belarminus
Baca Juga: Kasus Covid-19 melonjak, kapasitas kamar ditambah dan rumah sakit lapangan disiapkan Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati