JAKARTA. Dampak gempa dan tsunami yang terjadi di Jepang belum akan mempengaruhi produksi kendaraan di Indonesia hingga bulan April nanti. Namun Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) belum bisa memastikan produksi di bulan selanjutnya karena nasib produsen komponen dan subkomponen di Jepang masih belum jelas.Ketua Umum Gaikindo yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor, Sudirman Maman Rusdi mengatakan, pabrik Daihatsu di Osaka dan Kyoto sebenarnya aman dan tidak terganggu. Namun pemasok bahan bakunya terganggu, baik komponen dari Jepang maupun Asean. Sudirman mengatakan produksi Daihatsu untuk bulan Maret dan April masih normal. Tapi untuk bulan selanjutnya masih menunggu perkembangan informasi dari Jepang.Direktur PT Indomobil Prima Niaga, Bambang Subiyanto mengatakan, produksi kendaraan mereka masih aman selama bulan Maret dan April. Pabrik mereka sebenarnya tidak terpengaruh bencana tsunami, tapi nasib para vendor belum diketahui. "Listrik menghadapi masalah, kapasitas pabrik juga pasti mengalami masalah," kata Bambang.Deputy Associate Director Corporate Affair PT Hino Motors Manufacturing Indonesia, Kristijanto mengatakan produksi kendaraan mereka juga masih sesuai rencana untuk bulan Maret dan April karena ketersediaan bahan baku. Namun mereka terus berkoordinasi dengan prinsipal di Jepang karena pabrik yang memproduksi truk lebih kecil seperti Hino Dutro masih tutup hingga 26 Maret 2011. "Kami juga masih melakukan konsolidasi komponen di area sekitar bencana," kata Kristijanto.Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor Joko Trisanyoto mengatakan, pengapalan komponen suku cadang dari Jepang ke Indonesia masih dilakukan pada 22 Maret 2011. "Produksi Maret dan April juga masih aman, sambil menunggu perkembangan informasi dari Jepang," kata Joko.Vice President PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Yohannes Nangoy mengatakan, bencana tsunami pasti akan memberi pengaruh produksi kendaraan mereka. Maklum, sekitar 50 jenis komponen kendaraan terkena imbas bencana itu. "Akan kita lihat dampaknya terhadap produksi di Indonesia," kata Yohannes.Ketua I Gaikindo Jongky D Sugiharto mengatakan bencana di Jepang bisa menjadi peluang sekaligus malapetaka bagi Indonesia. Peluang bisa diperoleh jika Jepang melakukan relokasi pabrik komponen ke Indonesia. "Tetapi membutuhkan waktu lama karena butuh waktu untuk cari partner, lahan dan lainnya," kata Jongky.Di sisi lain, hal itu bukan tidak mungkin menjadi petaka karena kepastian produksi kendaraan di bulan Mei belum jelas. Hal itu dikhawatirkan akan memiliki efek domino yang fatal yakni menyebabkan penghentian produksi kendaraan di Indonesia. "Kalau sampai suplai komponen terhenti bisa ada penghentian produksi di Indonesia, karyawan juga akan dirumahkan," kata Jongky.Meskipun bakal terganggu dengan bencana di Jepang, namun Sudirman mengatakan hal itu belum sampai membuat Gaikindo merevisi target penjualan kendaraan tahun ini yang mencapai 850.000 unit. "Kita menunggu kepastian produksi dari Jepang dulu, kalau bicara moderatnya minimal bisa sama dengan tahun lalu 760.000 unit," kata Sudirman.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ketersediaan pasokan suku cadang kendaraan dari Jepang belum jelas
JAKARTA. Dampak gempa dan tsunami yang terjadi di Jepang belum akan mempengaruhi produksi kendaraan di Indonesia hingga bulan April nanti. Namun Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) belum bisa memastikan produksi di bulan selanjutnya karena nasib produsen komponen dan subkomponen di Jepang masih belum jelas.Ketua Umum Gaikindo yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor, Sudirman Maman Rusdi mengatakan, pabrik Daihatsu di Osaka dan Kyoto sebenarnya aman dan tidak terganggu. Namun pemasok bahan bakunya terganggu, baik komponen dari Jepang maupun Asean. Sudirman mengatakan produksi Daihatsu untuk bulan Maret dan April masih normal. Tapi untuk bulan selanjutnya masih menunggu perkembangan informasi dari Jepang.Direktur PT Indomobil Prima Niaga, Bambang Subiyanto mengatakan, produksi kendaraan mereka masih aman selama bulan Maret dan April. Pabrik mereka sebenarnya tidak terpengaruh bencana tsunami, tapi nasib para vendor belum diketahui. "Listrik menghadapi masalah, kapasitas pabrik juga pasti mengalami masalah," kata Bambang.Deputy Associate Director Corporate Affair PT Hino Motors Manufacturing Indonesia, Kristijanto mengatakan produksi kendaraan mereka juga masih sesuai rencana untuk bulan Maret dan April karena ketersediaan bahan baku. Namun mereka terus berkoordinasi dengan prinsipal di Jepang karena pabrik yang memproduksi truk lebih kecil seperti Hino Dutro masih tutup hingga 26 Maret 2011. "Kami juga masih melakukan konsolidasi komponen di area sekitar bencana," kata Kristijanto.Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor Joko Trisanyoto mengatakan, pengapalan komponen suku cadang dari Jepang ke Indonesia masih dilakukan pada 22 Maret 2011. "Produksi Maret dan April juga masih aman, sambil menunggu perkembangan informasi dari Jepang," kata Joko.Vice President PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Yohannes Nangoy mengatakan, bencana tsunami pasti akan memberi pengaruh produksi kendaraan mereka. Maklum, sekitar 50 jenis komponen kendaraan terkena imbas bencana itu. "Akan kita lihat dampaknya terhadap produksi di Indonesia," kata Yohannes.Ketua I Gaikindo Jongky D Sugiharto mengatakan bencana di Jepang bisa menjadi peluang sekaligus malapetaka bagi Indonesia. Peluang bisa diperoleh jika Jepang melakukan relokasi pabrik komponen ke Indonesia. "Tetapi membutuhkan waktu lama karena butuh waktu untuk cari partner, lahan dan lainnya," kata Jongky.Di sisi lain, hal itu bukan tidak mungkin menjadi petaka karena kepastian produksi kendaraan di bulan Mei belum jelas. Hal itu dikhawatirkan akan memiliki efek domino yang fatal yakni menyebabkan penghentian produksi kendaraan di Indonesia. "Kalau sampai suplai komponen terhenti bisa ada penghentian produksi di Indonesia, karyawan juga akan dirumahkan," kata Jongky.Meskipun bakal terganggu dengan bencana di Jepang, namun Sudirman mengatakan hal itu belum sampai membuat Gaikindo merevisi target penjualan kendaraan tahun ini yang mencapai 850.000 unit. "Kita menunggu kepastian produksi dari Jepang dulu, kalau bicara moderatnya minimal bisa sama dengan tahun lalu 760.000 unit," kata Sudirman.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News