Ketiban berkah Imlek, simak rekomendasi saham emiten batubara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat Fitch Ratings meyakini prospek emiten batubara tanah air akan cemerlang seiring dengan datangnya Tahun Baru Imlek di China. Dalam laporannya, Kamis (28/1), Fitch mengatakan, penambang batubara Indonesia berpotensi diuntungkan karena Indonesia merupakan pengekspor batubara termal terbesar ke China. Peluang ini juga terjadi di tengah ketegangan politik China dengan pemasok batubara thermal terbesar kedua, yakni Australia.

Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Maryoki Pajri Alhusnah mengatakan, kenaikan permintaan batubara menjelang perayaan Imlek bisa berdampak positif bagi harga saham batubara. Hanya saja, Maryoki menilai kenaikan permintaan batubara di masa perayaan Tahun Baru Imlek saat ini tidak terlalu signifikan, karena China yang juga sedang masa pemulihan ekonomi.

Untuk emiten sektor tambang batubara, NH Korindo Sekuritas merekomendasikan beli saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan target harga Rp 1.580 dan beli saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan target harga Rp 3.030.


Analis Phillip Sekuritas Indonesia Michael Filbery mengatakan, momentum Imlek ini akan menguntungkan emiten dengan pangsa ekspor China, antara lain ADRO, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Harum Energy Tbk (HRUM).

Baca Juga: Permintaan batubara jelang Imlek naik, ini sejumlah emiten yang akan diuntungkan

Michael  merekomendasikan hold untuk saham-saham batubara, yakni hold PTBA dengan target harga Rp 3.000 per saham, hold ADRO dengan target harga Rp1.600 per saham, dan hold ITMG dengan target harga Rp 13.200 per saham.

Michael memproyeksi, benchmark harga batubara di tahun ini bakal berada di level US$ 65 per ton. “Pemulihan perekonomian di China akan meningkatkan permintaan terhadap batubara. Tahun ini diperkirakan akan terjadi defisit stok batubara di China sehingga akan meningkatkan prospek impor batubara oleh China untuk menutupi defisit stok batubara,” terang Michael.

Fitch menyebut, impor batubara China melonjak menjadi 39,08 juta ton pada  periode Desember 2020, dari 2,77 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini karena Beijing melonggarkan pembatasan impor untuk mengurangi kendala pasokan dalam negeri di tengah datangnya musim dingin.

Baca Juga: Jelang perayaan Imlek, begini proyeksi harga batubara

Kenaikan ini juga didorong oleh pulihnya aktivitas ekonomi, adanya inspeksi di wilayah Inner Mongolia (provinsi penghasil batubara terbesar di China), dan pembatasan impor batubara dari Australia. Fitch berekspektasi sebagian besar produsen batubara tanah air untuk meningkatkan produksi di kuartal pertama 2021.

Peningkatan produksi ini sebagai respons dari membaiknya permintaan dan harga, setelah adanya pembatasan produksi pada semester kedua tahun lalu. Namun, hujan lebat dan banjir di beberapa bagian Pulau Kalimantan, yang merupakan daerah penghasil utama batubara Indonesia, dinilai bisa menghambat beberapa penambang batubara.

Baca Juga: Batubara jadi barang kena pajak, PPN 10% dibayar oleh PLN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati