JAKARTA. PT Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek (KCJ) mendapatkan tambahan subsidi atau public service obligation (PSO) Rp 200 miliar. Tambahan dana PSO itu adalah sisa subsidi untuk kereta ekonomi jarak menengah dan jarak jauh yang selama kuartal I-2014 kemarin tidak dipergunakan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Asal tahu saja, tambahan dana PSO itu juga dibarengi dengan aksi kenaikan tarif tiket KRL oleh KCJ. Namun, dana PSO tersebut sekaligus mengompensasi kenaikan tarif sehingga konsumen tetap membayar tiket dengan harga yang sama. Tri Handoyo, Direktur Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek, mengatakan tarif baru akan mulai diterapkan di lima stasiun. Dia menggambarkan, harga tiket Rp 5.000 dan dana PSO yang ditanggung pemerintah membesar menjadi Rp 3.000 per tiket. Dengan gambaran itu, KCJ berpotensi mencuil keuntungan Rp 2.000 per tiket. "Kami memperkirakan selama kuartal IV tahun 2014 ini bisa mengantongi dana segar sebesar Rp 100 miliar," ujar Tri, (6/10).
Ketiban dana PSO, kas KCJ tambah Rp 100 miliar
JAKARTA. PT Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek (KCJ) mendapatkan tambahan subsidi atau public service obligation (PSO) Rp 200 miliar. Tambahan dana PSO itu adalah sisa subsidi untuk kereta ekonomi jarak menengah dan jarak jauh yang selama kuartal I-2014 kemarin tidak dipergunakan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Asal tahu saja, tambahan dana PSO itu juga dibarengi dengan aksi kenaikan tarif tiket KRL oleh KCJ. Namun, dana PSO tersebut sekaligus mengompensasi kenaikan tarif sehingga konsumen tetap membayar tiket dengan harga yang sama. Tri Handoyo, Direktur Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek, mengatakan tarif baru akan mulai diterapkan di lima stasiun. Dia menggambarkan, harga tiket Rp 5.000 dan dana PSO yang ditanggung pemerintah membesar menjadi Rp 3.000 per tiket. Dengan gambaran itu, KCJ berpotensi mencuil keuntungan Rp 2.000 per tiket. "Kami memperkirakan selama kuartal IV tahun 2014 ini bisa mengantongi dana segar sebesar Rp 100 miliar," ujar Tri, (6/10).