TOKYO. Prospek ekonomi Asia masih digelayuti sentimen ketidakpastian, baik yang datang dari luar maupun dalam kawasan Asia sendiri. Dari luar kawasan muncul faktor ketidakpastian besar stimulus fiskal Amerika Serikat (AS). Adapun sentimen dari dalam kawasan Asia adalah pertumbuhan utang yang pesat di China. Hal tersebut diungkapkan Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF), Mitsuhiro Furusawa, seperti dikutip Reuters, Minggu (4/6). Dia menegaskan, kondisi tersebut dapat menjadi pukulan balik bagi perekonomian di kawasan Asia. Lebih lanjut, Furusawa menjelaskan, kenaikan suku bunga Bank Sentral AS alias The Federal Reserve atawa Fed rate dapat memicu penguatan signifikan nilai tukar dollar AS. Bila dollar melonjak, akan merugikan negara-negara berkembang di Asia yang memiliki utang berdenominasi dollar AS.
Ketidakpastian ekonomi di Asia masih tinggi
TOKYO. Prospek ekonomi Asia masih digelayuti sentimen ketidakpastian, baik yang datang dari luar maupun dalam kawasan Asia sendiri. Dari luar kawasan muncul faktor ketidakpastian besar stimulus fiskal Amerika Serikat (AS). Adapun sentimen dari dalam kawasan Asia adalah pertumbuhan utang yang pesat di China. Hal tersebut diungkapkan Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF), Mitsuhiro Furusawa, seperti dikutip Reuters, Minggu (4/6). Dia menegaskan, kondisi tersebut dapat menjadi pukulan balik bagi perekonomian di kawasan Asia. Lebih lanjut, Furusawa menjelaskan, kenaikan suku bunga Bank Sentral AS alias The Federal Reserve atawa Fed rate dapat memicu penguatan signifikan nilai tukar dollar AS. Bila dollar melonjak, akan merugikan negara-negara berkembang di Asia yang memiliki utang berdenominasi dollar AS.