JAKARTA. Rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika The Fed menjadi perhatian seantero dunia, termasuk Indonesia. Menghadapi risiko tersebut, Indonesia yang memiliki permasalahan fundamental seperti current account deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan membuat siaga Indonesia harus lebih besar. Bank Indonesia (BI) melihat ketidakpastian kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) di Amerika Serikat baik dari sisi waktu maupun besarannya terus berlanjut. Pasar melihat negeri adikuasa tersebut besar kemungkinan akan menaikkan suku bunganya pada September kelak secara bertahap. Risiko pasar keuangan global dalam tekanan tinggi yang berpotensi mendorong tekanan pembalikan modal portofolio dari negara berkembang seperti Indonesia ke Amerika. Rupiah berada dalam tekanan. Data terbaru BI pada Mei 2015, rupiah secara rata-rata melemah 1,5% ke level Rp 13.141 per dollar AS dibanding bulan lalu.
Ketidakpastian global tinggi, BI jaga fundamental
JAKARTA. Rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika The Fed menjadi perhatian seantero dunia, termasuk Indonesia. Menghadapi risiko tersebut, Indonesia yang memiliki permasalahan fundamental seperti current account deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan membuat siaga Indonesia harus lebih besar. Bank Indonesia (BI) melihat ketidakpastian kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) di Amerika Serikat baik dari sisi waktu maupun besarannya terus berlanjut. Pasar melihat negeri adikuasa tersebut besar kemungkinan akan menaikkan suku bunganya pada September kelak secara bertahap. Risiko pasar keuangan global dalam tekanan tinggi yang berpotensi mendorong tekanan pembalikan modal portofolio dari negara berkembang seperti Indonesia ke Amerika. Rupiah berada dalam tekanan. Data terbaru BI pada Mei 2015, rupiah secara rata-rata melemah 1,5% ke level Rp 13.141 per dollar AS dibanding bulan lalu.