KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingginya ketidakpastian situasi ekonomi global menyebabkan penurunan harga di sejumlah aset investasi. Salah satu strategi yang bisa dipilih investor adalah mengurangi paparan instrumen investasi yang berisiko dan memperbesar porsi cash. Perencana keuangan Finansia Consulting Eko Endarto menyarankan investor untuk lebih banyak memegang cash saat ini. Hal ini sejalan dengan prinsip investasi, semakin tinggi ketidakpastian, maka porsi cash yang dipegang harus lebih besar. "Di tengah ketidakpastian ini, yang harus pertama dipegang investor adalah uang cash, bisa juga berupa deposito. Pilihan lainnya bisa emas dan obligasi," kata Eko kepada Kontan.co.id, Senin (27/5). Alasan investor untuk memegang cash saat ini lantaran, dengan ketidakpastian global tidak ada yang bisa menjamin bagaimana kondisi pasar keuangan ke depan. Untuk itu, menempatkan dana di deposito atau cash bisa jadi pilihan utama.
Kedua adalah berinvestasi di emas, selain dapat diperdagangkan di global dan diakui sebagai mata uang di beberapa negara. Sehingga, ketika terjadi sesuatu emas bisa menjadi pengganti aset. Terakhir, investor bisa menempatkan dananya di obligasi. Meskipun sedikit berisiko, Eko menilai obligasi bisa menjadi alternatif investasi saat ini. Untuk meminimalisir risiko, investor bisa masuk ke obligasi milik pemerintah yang dianggap lebih aman ketimbang obligasi lainnya. "Porsi investasi saat ini antara 60%-70% berupa cash atau deposito. Semakin tinggi ketidakpastian, porsi cash semakin besar, apalagi nasib Brexit belum jelas, perang dagang AS dan China semakin memanas, serta situasi Indonesia usai pemilu belum jelas," ungkapnya.