Ketidakpastian Pasar Tinggi, BI Terbuka Pilih Opsi Kerek Suku Bunga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian pasar keuangan masih tinggi, yang menyebabkan arus modal asing keluar dari Indonesia dan nilai tukar rupiah melemah. 

Di tengah kondisi tersebut, Ekonom Bank Danamon Irman Faiz membuka opsi Bank Indonesia (BI) bisa untuk menaikkan suku bunga acuan lagi pada akhir tahun 2023 ini. 

"Bila tekanan terhadap rupiah terus berlajut, kami yakin BI bisa melakukan pengetatan kebijakan moneter lagi, untuk menahan volatilitas ketahanan eksternal," terang Faiz kepada Kontan.co.id


Baca Juga: Rupiah Ada Potensi Menguat

Kondisi ini juga dengan melihat, bila bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) nampaknya masih akan menaikkan suku bunga acuan. 

Langkah BI untuk turut menaikkan suku bunga acuan lagi akan menjadi opsi untuk menjaga perbedaan imbal hasil yang menipis. "Menaikkan suku bunga bisa menjadi opsi, di tengah yield differential yang menipis di pasar obligasi," tambah Faiz. 

Namun demikian, hingga kini dan dengan berkaca dari penyataan Gubernur BI Perry Warjiyo, Faiz melihat kemungkinan besar BI masih akan menahan suku bunga acuan di level 5,75% hingga akhir tahun. 

BI nampaknya masih akan mengoptimalkan berbagai instrumen yang dimiliki untuk menjaga Rupiah, daripada langsung menggunakan instrumen sapu jagad yaitu suku bunga acuan. 

Baca Juga: Rupiah Berpeluang Melemah pada Perdagangan Rabu (11/10), Berikut Sentimen Pemicunya

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro yakin BI masih akan menjaga suku bunga acuan di level 5,75%. "Sepanjang ekspektasi suku bunga The Fed 5,75%, mungkin suku bunga BI masih di 5,75%," tegas Andry. 

Andry bilang, faktor penentu terkait suku bunga ini adalah pergerakan inflasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli