Ketidakpastian pilkada menyeret IHSG



JAKARTA. Indeks harga saham gabungan (IHSG) gagal ditutup manis pada perdagangan pekan ini. Pada Jumat (17/2), IHSG turun 0,50% menjadi 5.350,93 dari perdagangan hari sebelumnya. Sedangkan dalam sepekan, IHSG melemah 0,39%.

Analis NH Korindo Bima Setiaji mengatakan, pelemahan IHSG tiga hari terakhir, sebelum atau sesudah Pilkada, mengindikasikan pasar masih mewaspadai ketidakstabilan pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. "Dengan adanya dua putaran, ketidakpastian itu mungkin akan terus bertahan sampai 19 April mendatang," kata Bima kepada Kontan, Jumat (17/2).

Di sisi lain, perhatian investor global juga terpaku pada pidato Janet Yellen. Gubernur The Fed ini mengirim sinyal suku bunga AS berpotensi naik Maret mendatang. Makanya, sejak 14 Februari capital outflow terjadi. Net sell asing mencapai Rp 300 miliar.


Bima menilai IHSG sudah menunjukkan tren bearish jangka pendek. Pekan depan, IHSG diprediksi melemah dan bergerak antara 5.330-5.410.

Analis Asjaya Indosurya William Suryawijaya mengatakan, rilis data perekonomian setelah rapat dewan gubernur Bank Indonesia cukup memberi sentimen positif ke IHSG. Namun beberapa laporan keuangan emiten tak sesuai ekspektasi pasar. "Beberapa emiten agak mengalami penurunan kinerja," kata William.

Banyaknya aksi korporasi emiten, seperti reverse stock, juga membuat investor berhati-hati membuat keputusan. Sepekan ke depan, William memprediksi, IHSG sideways di kisaran 5.251-5.417. Namun untuk jangka panjang, IHSG masih dalam tren bullish.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia