Ketidakpastian Tinggi, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada 2023 Berpotensi Melambat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 melambat dibandingkan tahun sebelumnya.

Lembaga tersebut memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 sebesar 4,7% secara tahunan atau year on year (yoy), atau melambat dari 5,31% yoy.

Memang, perekonomian Indonesia diuntungkan dari kenaikan harga komoditas pada dua tahun terakhir. Nah, pada tahun ini, harga komoditas mengalami normalisasi. 


Baca Juga: OECD Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Tahun 2023

Dengan demikian, ada potensi perlambatan pertumbuhan perdagangan. 

Ini seiring dengan perekonomian Indonesia yang peka terhadap kondisi ketidakpastian global, termasuk ketegangan geopolitk dan gejolak pasar keuangan. 

OECD pun memperkirakan, pertumbuhan ekspor pada tahun 2023 sebesar 7,4% yoy atau melambat dari capaian pertumbuhan 2022 yang sebesar 16,3% yoy. 

Di dalam negeri, OECD juga melihat pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang terbatas. Ini karena kenaikan upah riil yang rendah dan pasar tenaga kerja yang lemah. 

Lembaga tersebut lalu memperkirakan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tahun 2023 sebesar 4,9% yoy atau relatif tak berubah dari tahun lalu. 

Baca Juga: Belum Aman, Risiko Tetap Membayangi Prospek Inflasi ke Depan

Kabar baiknya, ada potensi kenaikan konsumsi pemerintah di tahun ini. OECD memperkirakan pertumbuhan konsumsi pemerintah sebesar 3,1% yoy. 

Atau lebih baik bila dibandingkan dengan tahun 2022 yang negatif 4,5% yoy. 

Sedangkan pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi diperkirakan melambat. Yaitu, dari 3,9% yoy pada 2022 menjadi 2,3% yoy pada 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli