Ketika bos klub basket Amerika dibully di China karena mendukung demonstran Hong Kong



KONTAN.CO.ID - HOUSTON. Sial benar nasib Manajer Houston Rockets Daryl Morey yang harus kena kecaman dari para pendukung National Basketball Association (NBA) di China. Asal muasalnya, Morey mencuit dukungan protes demonstrasi Hong Kong di akun media sosial Twitter pada akhir pekan lalu.

Dalam tweetnya, Morey menyebutkan “Fight For Freedom. Stand With Hong Kong” dengan sebuah foto dukungan terhadap demonstrasi di Hong Kong.

Alhasil, netizen asal China langsung menyerang Morey. Asal tahu saja, pecinta NBA asal China memang cukup banyak, termasuk pendukung Rockets team yang dipimpin oleh Morey ini. 


Rocket diikutip secara luas di China karena tim asal Houston ini sempat merekrut pemain nasional asal China Yao Ming pada tahun 2002. Pemain ini menjadi bintang dan membantu mempopulerkan NBA di China.

Baca Juga: Ini 5 pemilik klub sepakbola terkaya di dunia 2019

Morey langsung meminta maaf dan menghapus tweet tersebut. "Tweet saya tidak bermaksud untuk membuat pelanggaran kepada penggemar Rockets dan teman-teman saya di China," cuit Morey Senin (7/10). 

"Saya hanya menyuarakan satu pemikiran, berdasarkan satu interpretasi, dari satu peristiwa rumit," katanya, seraya menambahkan bahwa ia telah mendengar dan mempertimbangkan perspektif lain. Dan ia menyebutkan tweet tersebut tidak mewakili suara Houston Rockets.

Kecaman terhadap Morey memang tidak datang hanya dari netizen China saja. Pemilik Brooklyn Nets, co-founder Alibaba Tsai juga mengutuk tweet Morey yang menyebutkan tindakan memalukan terhadap protes di Hong Kong.

Ucapan Morey ini juga mendorong merek pakaian olahraga Li-Ning dan Pusat Kartu Kredit Shanghai Pudong Development Bank (SPD Bank) mempertimbangkan menangguhkan kerjasama dengan Rockets.

Dalam sebuah pernyataan terpisah, NBA juga memberikan klarifikasi dan mengatakan "Kami menyadari bahwa pandangan yang diungkapkan oleh Manajer Umum Houston Rockets Daryl Morey telah sangat menyinggung banyak teman dan penggemar kami di China, yang sangat disesalkan," dalam pernyataan resminya.

Editor: Herlina Kartika Dewi